Materi Kimia Kelas XII BAB I Sifat Koligatif Larutan




Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis).
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.

Deskripsi Singkat Materi
Apa kabar peserta didik yang hebat? Semoga Ananda selalu sehat dan semangat dalam kondisi apapun ya. Aamiin. Selamat berjumpa Kembali di modul pembelajaran Kimia.
Pada modul ini Ananda akan belajar tentang fenomena sifat koligatif larutan yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. Mengamati dengan teliti fenomena fisik larutan dimaksudkan untuk meningkatkan rasa empati kalian terhadap permasalahan di sekitar. Sedangkan kepekaan terhadap fenomena fisik alamiah diharapkan dapat meningkatkan daya nalar kalian untuk menemukan solusi yang cerdas terhadap permasalahan permasalahan yang muncul, sehingga dapat diatasi dengan biaya yang relatif murah dan waktu yang lebih cepat. Selain itu, modul ini juga akan memberikan penjelasan terkait analisa dan perhitungan dalam fenomena sifat koligatif larutan.

 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSENTRASI LARUTAN
A. Tujuan Pembelajaran
Materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini merupakan materi prasyarat untuk Kegiatan Pembelajaran berikutnya. Jadi setelah membaca dan mengikuti langkahlangkah atau arahan pada modul ini diharapkan Ananda dapat:
1. Menentukan molaritas suatu larutan.
2. Menentukan molalitas suatu larutan.
3. Menentukan fraksi mol zat terlarut dan pelarut dalam suatu larutan.

B. Uraian Materi
Ananda yang hebat, Sifat koligatif merupakan sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut. Jumlah partikel zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dalam suatu besaran yaitu Konsentrasi Larutan. 

Konsentrasi larutan yang kita bahas pada modul ini ada tiga jenis,
yaitu Molaritas (M), molalitas (m), dan fraksi mol (X).

 
Pada mapel kimia kelas X telah dibahas materi Konsep Mol khususnya pada Jembatan Mol. Materi tersebut harus Ananda ingat Kembali sebagai dasar atau prasyarat mempelajari materi tentang Konsentrasi Larutan berikut.


 

 




 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PENURUNAN TEKANAN UAP

A. Tujuan Pembelajaran
Materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini merupakan materi prasyarat untuk Kegiatan Pembelajaran berikutnya (KD 3.2 dan 4.2). Jadi setelah membaca dan mengikuti langkah-langkah atau arahan pada modul ini diharapkan Ananda dapat :
1. Menganalisa fenomena sifat koligatif penurunan tekanan uap larutan.
2. Menganalisa perhitungan yang berlaku dalam fenomena sifat koligatif penurunan tekanan uap larutan

B. Uraian Materi
Coba kalian perhatikan gambar berikut ini!


 




Apa yang sedang dilakukan oleh orang pada gambar tersebut? Apakah orang tersebut tenggelam? Mengapa hal demikian dapat terjadi?

Gambar di atas merupakan gambar kolam apung. Kolam apung seperti yang terletak pada Atlantis Water Adventure Taman Impian Jaya Ancol Jakarta merupakan contoh terjadinya penurunan tekanan uap pelarut. 

Air yang berada di kolam apung ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kadar garam rata-rata di lautan. Air atau pelarut yang ada di kolam apung ini sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi.

Semakin banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam. Lalu, bagaimana kaitannya dengan sifat koligatif larutan?  


1. Sifat Koligatif Larutan

Pada Kegiatan Pembelajaran 1 Ananda sudah mengetahui pengertian Sifat koligatif. Pada sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap dan tekanan osmotik hanya akan dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Namun dalam sistem larutan yang terdiri dari pelarut dan terlarut, keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan suatu perubahan tertentu pada keempat sifat pelarut tersebut.

Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut, sedangkan zat terlarut non volatil cenderung menurunkan tekanan uap jenuh larutan. Adanya perubahan tekanan uap tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap titik didih dan titik beku larutan sehingga terjadi sifat koligatif larutan.


 




2. Penurunan Tekanan Uap Larutan
Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan uap jenuhnya. Banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair dinamakan dengan tekanan uap. Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap, di saat yang bersamaan uap tersebut akan kembali menjadi zat cair. Tekanan yang ditimbulkan pada saat terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair disebut tekanan uap jenuh.


 




Berdasarkan eksperimen Marie Francois Raoult (1878) pada suatu larutan, partikel-partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah dari bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap jenuh larutan murni.

Adapun bunyi Hukum Raoult yang berkaitan dengan penurunan tekanan uap adalah sebagai berikut :
a. Penurunan tekanan uap jenuh tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut sehingga semakin besar nilai fraksi mol zat terlarut maka tekanan uap larutan akan semakin rendah.

Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

 


CONTOH SOAL : 


 




Aplikasi Penurunan Tekanan Uap dalam Kehidupan

1. Cara memperoleh benzene murni
Untuk mendapatkan benzena murni menggunakan pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat, dengan mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut.

2. Wisata air kolam apung
Kolam apung adalah kolam yang memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata di lautan sehingga kola mini memiliki pelarut yang sukar menguap. Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam.


C. Rangkuman
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut.
2. Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut menguap
3. Hukum Roult menyatakan penurunan tekanan uap jenuh sebanding dengan fraksi mol terlarut.


 

4. Semakin besar nilai fraksi mol zat terlarut maka semakin rendah tekanan uap larutan.
5. Tekanan uap jenuh larutan dapat dihitung melalui rumus berikut :



 



D. Penugasan Mandiri
1. Perhatikan tabel di bawah ini!


 



Berdasarkan data tabel di atas :
a. Perhatikan larutan No. 1 dan 2 apakah zat terlarutnya sama? Bagaimana dengan penurunan tekanan uapnya?
b. Perhatikan larutan No. 1 dan 2 apakah zat terlarutnya sama? Bagaimana dengan penurunan tekanan uapnya?
c. Adakah pengaruh nilai fraksi mol zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap yang terjadi?
d. Bagaimana hubungan antara nilai fraksi mol zat terlarut dengan penurunan tekanan uap larutan?
e. Bagaimana pula hubungan antara nilai fraksi mol zat terlarut dengan tekanan uap larutan?

 

E. LATIHAN SOAL


 

 

 

 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 PENURUNAN TITIK BEKU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH

A. Tujuan Pembelajaran
Materi pada Kegiatan Pembelajaran 3 ini merupakan materi prasyarat untuk Kegiatan Pembelajaran berikutnya (KD 3.2 dan 4.2). Jadi setelah membaca dan mengikuti langkah-langkah atau arahan pada modul ini diharapkan Ananda dapat :
1. Menganalisa fenomena sifat koligatif penurunan titik beku larutan
2. Menganalisa fenomena sifat koligatif kenaikan titik didih larutan
3. Menganalisa perhitungan yang berlaku dalam fenomena sifat koligatif
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan

B. Uraian Materi
Cermati gambar di bawah ini! 


 

Hal apakah yang terpikir olehmu? Mengapa es puter di dalam gerobak tetap dingin walaupun sudah berkeliling dalam waktu lama? Apakah si penjual membawa kulkasnya? Lalu bagaimana menjaga agar es putarnya tetap membeku? Atau mengapa pada saat memasak sayuran, garam selalu ditambahkan setelah air mendidih?
Es putar adalah es krim untuk masyarakat kelas bawah selain rasanya yang enak harganya juga cukup murah dan terjangkau. Ada hal yang menarik dari para penjual Es putar ini mereka berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menjual es mereka tanpa membawa lemari es (kulkas) hanya membawa gerobak mereka yang berisi es batu secukupnya tetapi Es putar atau es tong-tong mereka tidak mencair padahal hampir seharian mereka menjajakan dagangan mereka, mereka hanya menambahkan garam pada Es batu yang mereka bawa untuk menjaga Es putar mereka tidak cepat mencair. 

Sama halnya dengan proses memasak yang terdapat pada gambar di sebelahnya tersebut. Ketika memasak sayuran, penambahan garam selalu dilakukan setelah air mendidih agar proses memasak tidak memakan waktu yang lama.

Berdasarkan kedua fenomena tersebut, maka mari kita perhatikan bagaimana penjelasan ilmiahnya.
1. Penurunan Titik Beku
Titik beku larutan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya atau titik dimana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah suhu pada saat zat meleleh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan normal). Tekanan luar tidak terlalu berpengaruh pada titik beku. Pada tekanan 760 mmHg, air membeku pada suhu 0
°C.



 


 


Aplikasi Penurunan Titik Beku
a. Membuat Campuran Pendingin pada Es Putar
Untuk membuat es putar diperlukan yang namanya cairan pendingin. Cairan pendingin merupakan larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C.
Secara sederhana, cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke kepingan es batu. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
b. Membuat Zat Antibeku pada Radiator Mobil
Mungkin kalian akan berpikir, bagaimana bisa air radiator di negara yang memiliki empat musim tidak membeku pada musim salju. Seharusnya di daerah yang memiliki iklim dingin, air radiator pada mobil akan mudah sekali membeku. Jika air radiator membeku maka akan merusak komponen mobil tersebut. Untuk mengatasi agar air radiator tidak mudah membeku, maka ditambahkan cairan yang sulit membeku yakni etilen glikol. Dengan penambahan cairan ini, nantinya air radiator tidak mudah membeku karena terjadi penurunan titik beku cairan radiator.
c. Mencairkan Salju di Jalan Raya
Di negara-negara yang mengalami musim salju, mobil akan mengalami kesulitan saat melintasi jalan raya karena jalan raya tertutup salju yang cukup tebal. Salju ini bisa menyebabkan kendaraan tergelincir atau selip karena licin sehingga perlu dibersihkan. Untuk membersihkan salju di jalan raya biasanya ditaburi dengan campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam ini akan menurunkan titik beku salju tersebut, sehingga salju kembali menjadi air. Semakin tinggi konsentrasi garam, maka makin menurun titik bekunya, sehingga salju akan makin banyak yang mencair.
d. Antibeku dalam Tubuh Hewan
Tahukah kamu kenapa hewan yang berada di kutub utara maupun di kutub selatan tidak membeku atau mati. Hal ini disebabkan karena dalam tubuh hewan tersebut terdapat zat antibeku. Sehingga hewan yang berada di daerah yang beriklim sangat dingin mampu bertahan hidup.
e. Penambahan Antibeku Pada Minyak Kelapa
Jika kita membuat minyak kelapa tradisional, minyak yang dihasilkan akan akan cepat membeku. Pada pagi hari minyak kelapa akan membeku karena memiliki titik beku yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada minyak kelapa ditambahkan garam-garaman atau vitamin E agar terjadi penurunan titik beku, sehingga minyak kelapa tidak mudah membeku pada suhu rendah.

2. Kenaikan Titik Didih Larutan
Suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan luarnya (tekanan pada permukaan cairan) disebut dengan titik didih. Jika tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fase gas.


 






Aplikasi Kenaikan Titik Didih Larutan
a. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya. Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Penambahan Garam Ketika Memasak
Pada umumnya ketika sedang memasak atau merebus sesuatu, penambahan garam biasanya dilakukan setelah air mendidih. Hal ini bertujuan mencegah agar pada proses pemasakan terjadi lebih lama. Penambahan garam ketika larutan belum mendidih akan menaikkan titik didih larutan sehingga proses memasak akan membutuhkan waktu lebih lama.

Diagram P-T
Coba kalian cermati diagram di bawah ini!


 




Dari diagram 3 fasa tersebut, hal apakah yang dapat kamu kemukakan? Dapatkah
kalian melihat posisi dari ketiga wujud zat yang ada? Adakah pengaruh tekanan pada
diagram tersebut? Lalu apa fungsi dari diagram tersebut di atas?

Diagram di atas dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana pengaruh sifat koligatif larutan berdasarkan variabel tekanan (P) dan suhu (T). Adanya zat terlarut pada suatu larutan tidak hanya memengaruhi tekanan uap saja, tetapi juga memengaruhi titik didih dan titik beku. Keberadaan suatu zat terlarut dalam larutan menyebabkan penurunan tekanan uap yang mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan antarfase sehingga muncul sifat koligatif kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Posisi kenaikan titik didih larutan pada diagram tersebut berada di sebelah kanan dari pelarutnya yang menunjukkan jika titik didih larutan lebih tinggi dan terbentuk delta. Hal yang sama juga dialami oleh penurunan titik beku larutan yang terletak pada posisi lebih kiri dibanding pelarutnya.

C. Rangkuman
1. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku terjadi karena adanya interaksi zat terlarut dalam suatu pelarut
2. Berdasarkan Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Artinya semakin banyak zat terlarut dalam larutan maka penurunan titik beku dan kenaikan titik didihnya akan semakin besar pula.
3. Besarnya penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan dirumuskan sebagai berikut :


 

 

D. PENUGASAN MANDIRI


 




E. LATIHAN SOAL


 

 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 TEKANAN OSMOTIK

A. Tujuan Pembelajaran
Materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 ini merupakan materi prasyarat untuk Kegiatan Pembelajaran berikutnya (KD 3.2 dan 4.2). Jadi setelah membaca dan mengikuti langkah-langkah atau arahan pada modul ini diharapkan Ananda dapat :
1. Menganalisa fenomena sifat koligatif tekanan osmotik larutan
2. Menganalisa perhitungan yang berlaku dalam fenomena sifat koligatif tekanan osmotik larutan

B. Uraian Materi
Perhatikan gambar di bawah ini! 


 

Hal apa yang pertama kali terpikirkan oleh kalian? Apa yang akan terjadi jika ikan tersebut dimasukan ke dalam air tawar? Apakah ikan tersebut masih akan tetap hidup?

Pertanyaan tersebut akan berkaitan dengan fenomena sifat koligatif tekanan osmotik larutan. Pada pelajaran biologi dijelaskan jika dalam tubuh ikan terjadi peristiwa osmosis agar dapat bertahan hidup. Peristiwa ini akan sangat mempengaruhi proses sirkulasi air dalam tubuh ikan. Perbedaan konsentrasi kadar garam pada air laut dan air tawar akan menyebabkan suatu dampak tertentu pada tubuh ikan. Nah, bagaimana penjelasannya ilmiahnya dalam ilmu kimia? Mari kita bahas materi berikut ini!

1. Tekanan Osmotik
Jika dua jenis larutan yang konsentrasinya berbeda dimasukkan ke dalam wadah kemudian kedua larutan itu dipisahkan dengan selaput semipermeabel, apakah yang akan terjadi? Perhatikan ilustrasi berikut!


 



Gambar di atas menampilkan dua larutan yang memiliki konsentrasi berbeda dengan dibatasi oleh selaput semipemebel. Larutan di kiri merupakan larutan encar yang memilki tekanan osmotik rendah (hipotonik), sedangkan larutan di kanan merupakan larutan pekat yang umumnya memilki tekanan osmotik yang pekat (hipertonik). Selaput semipermeabel pada gambar hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat dilalui oleh molekul zat terlarut. Molekul-molekul pelarut akan merembes dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat.


Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel disebut peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga dicapai suatu kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis. Hal ini ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan volume dua larutan pada kesetimbangan menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan osmosis.


Tekanan osmosis dapat juga diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis. 


 




2. Aplikasi Tekanan Osmotik Dalam Kehidupan

a. Mengontrol Bentuk Sel
Pernahkah kamu melihat pasien yang dipasangi infus di rumah sakit. Cairan infus yang dimasukan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah dengan selang khusus harus memiliki tekanan osmosis yang sama dengan cairan sel-sel darah. Jika larutan pada cairan infus memiliki tekanan yang lebih tinggi (hipertonik) atau lebih rendah (hipotonik) maka sel-sel darah akan mengalami kerusakan sehingga sangat membahaykan pasien. Jadi contoh penerapan tekanan osmosis adalah untuk mengotrol bentul sel agar tidak pecah atau mengalami kerusakan.

b. Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) dengan menggunakan mesin dialisis. Mesin mesin dialisis ini menggunakan prinsip tekanan osmosis larutan. Terapi pada hemodialisis menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea dari dalam sel darah melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang.
Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

c. Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.

d. Membasmi Lintah
Cara paling ampuh untuk membasmi lintah atau pacet adalah dengan menaburkan sejumlah garam dapur (NaCl) ke permukaan tubuh lintah atau pacet. Pembasmian lintah dengan garam dapur merupakan penerapan dari tekanan osmosis. Garam dapur mampu menyerap air yang ada di dalam tubuh lintah, sehingga lintah akan kekudarangan air dan pada akhirnya akan mati.


e. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Bagaimana caranya agar air bisa sampai ke seluruh bagian tanaman? Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh akar. Bagaimana bisa? Dalam tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Karena tanaman hipertonik maka air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman dan diedarkan ke seluruh bagian tanaman.


f. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Seiring perkembangan masusia yang pesat, sulit untuk akan mencari sumber air bersih secara alami. Apalagi era sekarang, beberapa negara dibelahan dunia sulit mendapatkan air bersih. Untuk itu manusia mencoba memanfaatkan laut sebagai sumber air bersih dengan metode osmosis balik. Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut.

C. Rangkuman
1. Osmosis adalah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeable
2. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis.
3. Larutan hipotonik adalah larutan dengan tekanan osmotik rendah
4. Larutan hipertonik adalah larutan dengan tekanan osmotik tinggi
5. Larutan isotonik adalah larutan dengan tekanan osmotik sama
6. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan dapat dihitung dengan rumus :


7. Ketika terjadi perbedaan tekanan osmotik maka larutan akan melakukan peristiwa osmosis hingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama.

 

D. PENUGASAN MANDIRI


 

E. LATIHAN SOAL


 


 

 

PENILAIAN AKHIR HARIAN