Materi Geografi Kelas X BAB VII B.Dinamika Perairan Darat


 

Dinamika Perairan Darat
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan Kalian bisa menganalisis dinamika perairan darat serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

B. Uraian Materi
Setelah mempelajari hidrologi dan dinamika perairan laut Kita sekarang mempelajari bagian perairan yang ada di daratan. Simak materi berikut dengan seksama dan sungguh-sungguh. 

 


I. Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.

Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu:
1) jumlah curah hujan yang jatuh;
2) kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi;
3) lamanya curah hujan;
4) penutupan vegetasi di permukaan bumi;
5) derajat permeabilitas dan struktur bumi;
6) kemiringan topografi

A. Perairan darat di permukaan
1. Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai massa air tawar yang mengalir secara
alamiah mulai dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai
umumnya berasal dari mata air yang keluar dari dalam tanah melalui celahcelah atau retakan batuan. Selain dari resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser.

Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut, danau, atau sungai lain.

Pembagian wilayah sungai.

Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus sungai deras;
2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
3) lembahnya curam;
4) lembahnya berbentuk V;
5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan
6) terdapat erosi mudik.
7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
8) terdapat batu-batu besar dan runcing.

b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus air sungai tidak begitu deras;
2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.

c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus air sungai tenang;
2) terjadi banyak sedimentasi;
3) erosi ke arah samping (horizontal);
4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk
kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.

 




Sungai juga dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut.
a. Berdasarkan Asal atau sumber Airnya
1) Sungai yang Bersumber dari Mata Air
Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup vegetasi.
2) Sungai yang Bersumber dari Air Hujan
Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.
3) Sungai Gletser
Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan laut.
4) Sungai Campuran
Sungai campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai campuran di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

b. Menurut arah alirannya
Menurut arah alirannya sungai dapat dibedakan atas beberapa macam,yaitu sebagai berikut:
1) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
2) Sungai insekuen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
3) Sungai subsekuen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
4) Sungai obsekuen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
5) Sungai resekuen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.

c. Berdasarkan debit dan volumenya
Menurut keadaan airnya, sungai dibagi menjadi sungai empat, yaitu:
1. Sungai permanen
Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya tetap sepanjang tahun. Contoh sungai permanen adalah sungai-sungai yang ada di Kalimantan (Sungai Kapuas), Sumatra (Sungai Musi)
2. Sungai periodik/ sungai musiman
Sungai periodik adalah sungai yang apabila musim penghujan debit (jumlah) air nya banyak, namun saat kemarau debit airnya berkurang.
Contoh sungai ini adalah sungai-sungai yang ada di Jawa, yakni Sungai
Bengawan Solo, Sungai Progo, dan lain sebagainya.
3. Sungai episodik/ sungai intermitten
Sungai episodik merupakan sungai yang apabila musim penghujan airnya banyak, namun apabila musim kemarau, kering. Contohnya adalah Sungai Batanghari di Sumatra.
4. Sungai ephemeral
Sungai ephemeral merupakan sungai yang apabila musim penghujan ada airnya dalam jumlah yang sedikit.

d. Pola aliran sungai

 



 
1) Pola aliran dendritik
Sungai yang umum dijumpai. Daerah aliran sungainya luas, aliran sungai konsekuen, dan anak-anak sungainya mirip cabang atau akar pohon. Terbentuk pada daerah dengan kemiringan struktur batuan yang hampir horizontal dan memiliki tingkat resistensi batuan yang seragam.
2) Pola aliran trelis
Banyak ditemukan di daerah yang memiliki struktur perlipatan dan daerah pesisir. Pola trelis terbentuk di area bidang perlapisan yang tersingkap panjang dan sejajar. Pola ini menunjukkan desain geometris berbentuk persegi dari jaringan konsekuen dan anak-anak sungai. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 terhadap sungai induknya dengan panjang yang relatif sama.
3) Pola aliran rektangular
Terbentuk akibat adanya patahan atau rekahan pada permukaan suatu area. Juga memiliki geometri berbentuk persegi dengan sudut 900 Berbeda dengan trelis, pola ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur batuan sehingga terkadang tidak ada jaringan antarsungai.
Ruang antar sungai memiliki jarak lebih lebar antara sungai satu dengan berikutnya.
4) Pola aliran paralel
Pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar dengan sungai induk. Terbentuk di daerah dengan batuan seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya terbentuk di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang.
5) Pola aliran radial sentripetal
Terbentuk pada sungai-sungai dari arah yang berbeda bertemu didalam satu cekungan, seperti laut pedalaman, danau, atau cekungan struktural
6) Pola aliran radial sentrifugal
Pola aliran yang ditemukan di daerah topografi seperti kubah, bukit terisolasi, atau kerucut vulkanik dengan lereng divergen yang ditemukan disemua arah. Daerah aliran sungai berasal dari puncak topografi dan menyebar ke segala arah dari atas dataran tinggi.
7) Pola anular
Pola anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai disekitar dataran tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk konsentris di sebuah struktur seperti kubah.
8) Pola pinnate
Pola pengaliran anak-anak sungai yang bermuara ke sungai indukmembentuk sudut lancip. Banyak ditemui di daerah yang memiliki lereng tinggi dan curam. 

 




d. Manfaat sungai bagi kehidupa manusia
1) Menampung dan mengalirkan air hujan.
2) Pembangkit listrik.
3) Pusat dari ekosistem.
4) Sumber mata pencaharian.
5) Sebagai tempat wisata.
6) Sumber air kehidupan.
7) Pencegah banjir.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.


Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut
Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).
Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.
DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).

Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.

3. Danau dan Pemanfaatannya
Bentang perairan darat yang juga banyak kita jumpai adalah danau. Secara sederhana, danau dapat diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. 

 



Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan. Pada beberapa wilayah yang memiliki tingkat penguapan sangat tinggi, kita jumpai danau yang airnya memiliki kadar garam atau salinitas tinggi. Contoh danau air asin, antara lain Great Salt Lake, Laut Kaspia, dan Laut Mati.


Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi lapisan batuan, seperti lipatan, dan patahan. Pada bagian muka Bumi yang mengalami pemerosotan diisi oleh air. Contoh danau tektonik yang terdapat di Indonesia antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.
b. Danau Vulkanik yaitu jenis danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunungapi, seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.
c. Danau Tekto-vulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya Danau Toba.
d. Danau Karst (Dolina) yaitu danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan batu kapur yang membentuk
cekungan-cekungan yang terisi air.
e. Danau Glasial yaitu jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser.
Jenis danau glasial banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial antara lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan, dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan Kanada.
f. Cirques yaitu danau yang airnya berasal dari pencairan es.
Cirques banyak dijumpai di wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.
g. Danau Buatan atau sering disebut Bendungan (Waduk).
Seperti halnya sungai, danau merupakan wahana sumber daya air yang dapat kita manfaatkan bagi kebutuhan hidup manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dalam sektor perikanan danau adalah salah satu sumber penghasil ikan air tawar yang cukup potensial. Contoh
danau di negara kita sebagai penghasil ikan air tawar

Pemanfaatan Danau
1) Merupakan tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat penting. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa danau merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna.
2) Merupakan sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya. Air yang ada di danau merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis danau air tawar, maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan, diantaranya rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk mengairi lahan persawahan atau ladang).
3) Sebagai sumber listrik. Air danau juga dapat dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.
4) Sarana rekreasi keluarga.Di danau terdapat banyak aktivitas yang dapat dilakukan, seperti memancing, berkeliling danau menggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarnya.
5) Sebagai sarana edukasi. Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya. Danau dapat dijadikan sebagai objek penelitian tentang ekosistem, kualitas air danau, dll.

4. Rawa
Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya.

 



 

Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur. Rawarawa di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan. 

Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam. Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang.


Karakteristik rawa antara lain :
1. Air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat tampak kehitam-hitaman.
2. Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air
laut.
3. Pada saat air laut pasang permukaan rawa banyak tergenang dan saat air surut, daerah ini kering.
4. Rawa di tepi pantai banyak ditumbuhi oleh Pohon Bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak ditumbuhi Palem Nipah (sejenis palem).
5. Kadar keasaman airnya tinggi.
6. Airnya tidak dapat di minum.
7. Dasar rawa terdapat tanah gambut.

a. Klasifikasi Rawa
1) Berdasarkan Tingkat Genangan Airnya
a) Rawa yang Selalu Tergenang
Adalah rawa yang tidak pernah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan berwarna kemerahmerahan. Di rawa tersebut hampir tidak ada organisme yang dapat hidup.
b) Rawa yang Tidak Selalu Tergenang
Jenis rawa ini memperoleh pergantian air tawar yang berasal dari limpahan air sungai saat terjadi pasang naik air laut. Proses pergantian air yang senantiasa berlangsung mengakibatkan kondisi air di wilayah rawa tidak terlalu asam sehingga beberapa jenis hewan dan tanaman mampu hidup dan beradaptasi dengan wilayah ini.


Jenis flora khas yang tumbuh di wilayah rawa antara lain mangrove, nipah, dan rumbia. Penduduk yang tinggal di sekitar kawasan pantai biasa memanfaatkan wilayah rawa ini dengan budidaya sawah pasangsurut.

2) Berdasarkan Kondisi Air dan Jenis Tumbuhan Yang Hidup
a) Swamp
Menyatakan wilayah lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.
Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumputrumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
b) Marsh
Rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa lumut dan rumput, seperti sejenis rumput rawa berbatang padat, yang batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang.
c) Bog
Rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (bereaksi) masam.
d) Rawa Pasang Surut
Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.

b. Persebaran Rawa Di Indonesia
Sumberdaya lahan rawa di Indonesia, sebagai salah satu pilihan lahan pertanian di masa depan, secara dominan terdapat di empat pulau besar di luar Jawa, yaitu Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua, serta sebagian kecil di Pulau Sulawesi.
1) Di Sumatera, terdapat di dataran rendah sepanjang pantai timur, terutama di Provinsi Riau,Sumatera Selatan, dan Jambi, serta dijumpai lebih sempit di Provinsi Sumatera Utara dan Lampung. Di pantai barat, lahan rawa menempati dataran pantai sempit, terutama di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (sekitar Meulaboh dan Tapaktuan), Sumatera Barat (Rawa Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan), dan Bengkulu (selatan kota Bengkulu).
2) Di Kalimantan, terdapat di dataran rendah sepanjang pantai barat, termasuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat; pantai selatan, dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, dan sedikit di Kalimantan Selatan; serta pantai timur dan timur laut, dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Penyebaran rawa lebak yang cukup luas, terdapat di daerah hulu Sungai Kapuas Besar, sebelah barat Putussibau, Kalimantan Barat, serta di sekitar Danau Semayang dan Melintang, sekitar Kotabangun, di Daerah Aliran Sungai(DAS) bagian tengah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
3) Di Sulawesi, penyebaran lahan rawa relatif tidak luas, dan terdapat tempat di dataran pantai yang sempit. Lahan rawa yang relatif agak luas ditemukan di pantai barat-daya kota Palu, dalam wilayah Kabupaten Mamuju, kemudian di sekitar Teluk Bone, sepanjang pantai timur laut Palopo, dan sedikit di pantai selatanKabupaten Toli-toli di sekitar Teluk Tomini.
4) Di Papua, penyebaran lahan rawa yang terluas terdapat di dataran rendah sepanjang pantai selatan, termasuk wilayah Kabupaten Fakfak, dan pantai tenggara dalam wilayah Kabupaten Merauke.
Kemudian di daerah Kepala Burung, di sekeliling Teluk BerauBintuni, dalam wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong.
Selanjutnya di sepanjang dataran pantai utara, memanjang dari sekitar Nabire (Kabupaten Paniai) sampai Sarmi (Kabupaten Jayawijaya). Penyebaran lahan rawa lebak yang cukup luas terdapat di lembah Sungai Membramo, yang terletak hampir di bagian tengah pulau.

c. Manfaat Rawa
1) Persawahan pasang surut
Baik di Kalimantan maupun di pantai timur Pulau Sumatera, rawarawabanyak dijadikan sebagai wilayah persawahan pasang surut.
2) Menghasilkan kayu
Di daerah pedalaman Kalimantan dan pantai timur Sumatera, rawabanyak menghasilkan kayu, seperti bakau, ulin, meranti, dan sebagainya.

3) Menghasilkan nipah dan rumbia
Nipah dan rumbia banyak terdapat di rawa-rawa pantai. Daunnyadigunakan sebagai atap rumah oleh penduduk setempat.
4) Wilayah permukiman
Di daerah Kalimantan dan pantai timur pulau Sumatera, daerah rawabanyak dijadikan sebagai wilayah permukiman. Wilayah ini dihuni oleh penduduk setempat dan transmigran dari Jawa, Bali, dan Lombok.
5) Perikanan
Di daerah-daerah rawa air tawar banyak terdapat ikan air tawar yangdimanfaatkan penduduk sebagai lauk pauk. Daerah rawa air payau dimanfaatkan penduduk untuk memelihara ikan bandeng, udang, dan kepiting bakau. Adapun di daerah rawa air asin, pohon bakau menjadi tempat bersarangnya kepiting dan udang.


II. AIR TANAH
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah dapat disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran air tanah
1) Tingkat porositas tanah dan batuan
Porositas tanah adalah ruang volume pori-pori tanah yang dapatmeoloskan air dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
2) Kemiringan lereng
Lereng yang miring memiliki tingkat infiltrasi lebih tinggi daripada lerengyang landai atau lereng yang datar. Air hujan yang jatuh di wilayah dataran tinggi lebih cepat bergerak sebagai air larian (run off), sedangkanair yang jatuh di wilayah datar lebih banyak meresap melalui pori-pori tanah.
3) Tingkat kelembaban tanah
Tanah kering memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak dibanding dengan tanah yang lembap atau basah.

b. Klasifikasi air tanah
1) Beradasarkan letaknya
a) Air tanah freatis
Air tanah ini terjadi karena adanya penyerapan air dari permukaan tanah. Air tanah ini dimanfaatkan manusia dalam bentuk sumur dangkal dengan kedalaman 15 – 30 meter. Air tanah ini volume nya tergantung dengan musim. Ketika musim penghujan, volumenya akan banyak, namun ketika musim kemarau, volumenya akan sedikit.
Air tanah permukaan disebut juga freatik atau air tanah dangkal.
Air tanah ini berada di atas permukaan batuan kedap air.
Lapisan kedap air merupakan lapisan yang sulit dilalui air tanah.
Contoh dari jenis lapisan itu adalah lapisan lempung. Lapisan kedap air disebut pula lapisan impermeable.
Sebaliknya, lapisan tidak kedap air memiliki sifat mudah dilalui air.
Lapisan ini disebut sebagai lapisan permeable. Contoh lapisan permeable adalah pasir kerikil.

b) Air tanah artesis
Air yang terperangkap diantara dua lapisan kedap air.
Letaknya jauh di dalam tanah. Untuk pemanfaatan perlu dibuat sumur artesis atau sumur bor.

2) Berdasarkan asal-airnya
a) Air tanah meteorik
Air tanah yang airnya berasal dari hujan dan gletser.
b) Air tanah tubir
Air tanah yang airnya berasal dari dalam perut bumi, seperti air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen.
c) Air tanah juvenile
Mata air panas yang naik ke permukaan karena gas-gas magma yang dilepaskan
d) Air tanah fosil
Air tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal dalam batuan tersebut sejak penimbunan terjadi.

Manfaat air tanah bagi manusia
1) Sebagai bagian dari siklus hidrologi.
2) Memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dan mencuci.
3) Membantu proses produksi pada industri kecil atau industri rumah tangga.
4) Sebagai sumber irigasi pertanian, yang dialirkan melalui sumur bor.

B. Konservasi Air Tanah dan Daerah Aliran Sungai.
1. Konservasi Air Tanah
a. Pengertian Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan sertakeberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalamkuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
b. Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut :
1) Perlindungan air tanah
Upaya perlindungan air tanah dapat dilakukan dengan menetapkan kawasan lindung air tanah pada suatu wilayah cekungan air tanah atau kawasan sempadan mata air.
2) Pelestarian air tanah
Upaya – upaya pelestarian air tanah dapat berupa kegiatan pelestarianfungsi daerah imbuhan air tanah dengan vegetasi (reboisasi, pembuatan hutan kota, dan pembuatan jalur hijau), dan teknologi (pembuatan sumur resapan air hujan) serta membuat peraturan tentang luasan lahan bangunan.
3) Pengawetan air tanah
Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk pengawetan air tanah,antara lain menghemat penggunaan air tanah, sosialisasi gerakan hemat air, pemanfaatan air tanah untuk air minum menjadi prioritas utama


2. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( Das )
Konservasi DAS adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itudengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
 

Tujuan konservasi DAS adalah untuk membina kelestarian dan keserasian ekosistem DAS serta meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan.

 

C. Lembaga Yang Menyediakan dan Memanfaatkan Data Hidrologi di Indonesia
a. Pusat penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan penelitian ini bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang sumberdaya air.
b. Balai Besar Wilayah Sungai, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Badan ini bertugas mengelola seluruh sungai yang ada di Indonesia.
Contohnya : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak mengelola Sungai Progo, Serayu, dan Opak di wilayah DIY.
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain: pengelolaan sumberdaya air, terkait aspek konservasi sumberdaya air, aspek pendayagunaan sumberdaya air, aspek pengendalian, dan penanggulangan daya rusak air, aspek peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi sumberdaya air, dan aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, dunia usaha dan pemerintahan.
c. Badan Informasi Geospasial (BIG)
Badan ini memerlukan data yang terkait dengan hidrologi, curah hujan,oseanografi yang nantinya dapat digunakan untuk pemetaan dalan kajian hidrologi.
d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Badan ini memanfaatkan data terkait hidrologi di suatu wilayah terkait dengan potensi wilayah yang rawan terhadap bencana, baik bencana banjir, longsor, maupun kekeringan.

e. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Badan ini memanfaatkan data hidrologi di suatu wilayah yang nantinya dapat digunakan untuk memberikan data informasi perkiraan iklim, cuaca, maritim,potensi bencana tsunami di wilayah Indonesia.
f. Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut
(Pushidrosal)Pushidosal menyediakan data dan informasi hidrooseanografi yang akurat dan mutakhir sebagai data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisis strategi pertahanan nasional.


C. Rangkuman
Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.
 

Perairan darat di permukaan, meliputi ;
1) Sungai
2) Daerah Aliran Sungai (DAS)
3). Danau
4). Rawa


Perairan di bawah permukaan dinamakan air tanah.
Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.


Konservasi air tanah antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut :
1) Perlindungan air tanah
2) Pelestarian air tanah
3) Pengawetan air tanah
 

Konservasi DAS adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.


Lembaga Yang Menyediakan dan Memanfaatkan Data Hidrologi di Indonesia
a. Pusat penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air
b.Balai Besar Wilayah Sungai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, dunia usaha dan pemerintahan.
c. Badan Informasi Geospasial (BIG)
d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
e. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
f. Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal)

D. Penilaian Harian
Pilihan ganda
1. Pemanfaatan sungai yang memiliki volume air tetap, dalam, dan lebar serta masih tersedianya hutan sebagai cadangan air adalah untuk....
A. Persawahan pasang surut dan objek penelitian
B. Tambak ikan bandeng dan sarana olahraga
C. Pembangkit tenaga listrik dan peternakan
D. Sarana transportasi dan sumber irigasi
E. Pariwisata dan bahan baku industri
 

2. Upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang dinamakan ….
A. Baku Mutu Air Tanah
B. Konservasi Air Tanah
C. Pengendalian Air Tanah
D. Perekayasaan Air Tanah
E. Pemeliharaan Air Tanah
 

3. Danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air disebut...
A. Danau Vulkanik
B. Danau Glasial
C. Danau Karst
D. Danau Cerques
E. Danau Tektonik
Esay
4. Sebutkan Ciri-ciri dari sungai bagian Hulu!
5. Sebutkan lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data hidrologi di Indonesia.