MATERI SEJARAH KELAS XII BAB V B.SEJARAH KONTEMPORER APARTHEID DI AFRIKA SELATAN

 


KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 SEJARAH KONTEMPORER APARTHEID DI AFRIKA SELATAN

 
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini kalian diharapkan mampu mengevaluasi penerapan Apartheid di Afrikan Selatan dengan cermat dan dapat menunjukkan sikap peduli dan saling menghormati serta tidak membeda bedakan warna kulit dan ras.

B. Uraian Materi
Pada postingan  ini kita akan membahasa mengenai Apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan. Bicara Afrika Selatan kalian pasti pernah mendengar nama Nelson Mandela ?
Nelson Mandela terkenal sebagai salah satu tokoh legendaris yang dikagumi banyak orang. Lantas, siapa sosok Mandela yang sebenarnya dan apa hubungannya dengan Apartheid ?  Yuk, simak ulasannya pada pelajaran kali ini !

 

 

 




1. Pengertian Apartheid
Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras atau bangsa.
Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Apartheid mulai dipraktekkan oleh pemerintah kulit putih Belanda di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990. Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program dan peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial secara struktural sampai akhirnya dihapuskan pada tahun 1990.

2. Cikal Bakal Munculnya Apatheid di Afrika Selatan
Sebagai manusia, tidak sepantasnya kita membedabedakan manusia berdasarkan warna kulit dan ras. Tapi bagaimana dengan di Afrika Selatan. Mengapa di Afrika Selatan diberlakukan politik Apartheid?
Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika Selatan adalah bangsa Belanda yang datang ke Afrika Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van Riebeeck.
Kedatangan Bangsa Belanda ini menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika Selatan. Masyarakat Afrika Selatan menjadi di bawah pendudukan bangsa Eropa (Bangsa Belanda atau kulit putih), sehingga masalah kulit ini yang menjadi titik pangkal munculnya masalah Apartheid.

 
 
Pada tahun 1652, bangsa Boer (Belanda) mulai menjajah Afrika Selatan dan menguasai sumber daya alamnya. Keberadaan Boer ini terganggu dengan kedatangan Inggris yang memiliki tujuan yang sama. 
Terjadilah Perang Boer di tahun 1899-1902 dan berakhir dengan kemenangan Inggris. Inggris kemdian mendirikan sebuah negara dominion (negara khusus dengan ketatanegaraan Inggris), yaitu Union of South Africa.

 
Inggris yang berhasil mempersatukan wilayah Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika Selatan menjadi republik dengan presidennya Hendrik Verwoed. Verwoed membuat kebijakan untuk memisahkan orang kulit putih dan mayoritas kulit hitam yang justru menimbulkan diskriminasi antara keduanya.

3. Pemberlakuan Apartheid di Afrika Selatan
Pemisahan ras di Afrika Selatan dimulai setelah Perang Boer. Ketika Uni Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 di bawah kendali Inggris, orang-orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur politik negara baru tersebut. Tindakan diskriminasi diimplementasikan sejak awal. 

Baru pada pemilihan tahun 1948, kata apartheid menjadi umum dalam politik Afrika Selatan. Melalui semua ini, minoritas kulit putih menempatkan berbagai batasan pada mayoritas kulit hitam.

Selama beberapa dekade, banyak undang-undang diundangkan untuk menentukan ras dan membatasi kehidupan sehari-hari dan hak-hak orang Afrika Selatan yang tidak berkulit putih. Misalnya, salah satu undang-undang pertama adalah Larangan UndangUndang Perkawinan Campuran tahun 1949 yang dimaksudkan untuk melindungi “kemurnian” ras kulit putih. Undang-undang Pendaftaran Penduduk No. 30 adalah yang pertama yang secara jelas menentukan ras. Ini mendaftarkan orang berdasarkan identitas mereka di salah satu kelompok ras yang ditunjuk. 

Pada tahun yang sama, Group Areas Act No. 41 bertujuan untuk memisahkan ras-ras tersebut ke daerah pemukiman yang berbeda.

Pengganti Verwoed adalah Pieter Botha pada tahun 1976 ia mengumumkan bahwa homeland-homeland yang dibentuk dimaksudkan untuk menjadi negara bagian yang otonom. Namun siapa pun dapat memahami dengan mudah bahwa Politik Apartheid yang mengadakan pemisah pembangunan daerah-daerah pemukiman dimaksud untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas bangsa kulit putih di daerah itu.

Timbulnya gejala-gejala ras diskriminasi orang-orang Belanda dari kaum kristen Kalvanis yang pertama datang ke Afrika Selatan telah memandang penduduk pribumi kulit hitam dengan pandangan yang rendah. 


 

 

Penduduk pribumi dianggap sebagai bangsa yang biadab, primitif dan dianggap sebagai keturunan putra-putra Ham (anak kedua Nabi Nuh) yang dikutuk oleh Tuhan untuk jadi budak. Pandangan itu yang menyebabkan terjadinya perbudakan atas bangsa kulit hitam oleh penduduk kulit putih. Perbudakan di Afrika Selatan mengikuti usaha mencari keuntungan yang besar dengan dibukanya tambang-tambang intan dan emas. 

Dengan berlakunya sistem perbudakan, maka mudah memperoleh pekerja yang amat murah. Tempat tinggal mereka tidak boleh berbaur dengan tempat kulit putih. Daerah untuk kulit hitam disediakan khusus yang jauh terpisah dan berpagar rapat. Untuk keluar masuk pemukiman diwajibkan mempunyai surat pas.

Dengan sistem itu, maka penguasaan atas persedian tenaga kerja akan terjamin.

Sampai pada abad ke-19 pemukiman kulit hitam masih bercampur dengan daerah kulit putih, tapi pada permulaan abad ke-20 mereka digiring ke daerah pinggiran.

Penduduk peranakan dan keturunan India juga termasuk bangsa yang diusir dari kota.

Sebuah perkampungan kulit hitam yang besar ialah perkampungan Soweto di sekitar Johannesrburg. Sejauh mata memandang yang tampak hanya kompleks pemukiman yang amat luas dengan rumah-rumah primitif yang kotor.

Demikian pandang Kennedy, senator Amerika Serikat yang mengunjungi Afrika Selatan.
Rumah-rumah itu tidak disediakan pemerintahan dengan cuma-cuma, tetapi ditarik sewa yang amat tinggi, sementara upah para buruh amat rendah .

Pada tahun 1913 penguasa kulit putih mengeluarkan undang-undang pertanahan pribumi (Native Land Act) yang melarang kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang telah disediakan untuk mereka.

Pada tahun 1927 dikeluarkan kembali undang-undang Imoralitas yang melarang hubungan seks antara kulit putih dan kulit hitam. Perkawinan campuran antara kulit putih dan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya dilarang keras.

4. Perjuangan Rakyat Afrika melawan Apartheid
Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Orang kulit hitam tidak tinggal. 


 

 

Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, mereka memberikan perlawanan dengan membentuk organisasi modern yakni African National Congress (ANC). ANC adalah partai politik yang dibentuk untuk mengalahkan dominasi politik kulit putih pada tahun 1952 di bawah pimpinan Nelson Mandela.

Tahun 1955, ANC membentuk koalisi gabungan kulit berwarna (kulit kuning) dengan tujuan menggandeng oposisi lain supaya lebih kuat. Koalisi tersebut berhasil mencanangkan freedom charter yang kemudian menjadi program perjuangan ANC berikutnya.

Pemerintah Pieter Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi.
Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun.
 

Selain perlawanan bersenjata, usaha-usaha mengakhiri Politik Apartheid juga dilakukan melalui perjuangan politik. Partai-partai yang terkenal antara lain Partai Konggres (ANC) pimpinan Nelson Mandela dan Inkatha Freedom Party pimpinan Mongosuthu Buthulesi.
Salah seorang tokoh pergerakan Afrika Selatan yang juga sangat terkenal adalah Uskup Agung Desmond Tutu.

Nama Nelson Mandela mulai menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. 

Sejak itu Mandela lebih banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29 – 31 Mei 1961.
Seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai suatu pelanggaran serius.

Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC.

Pada saat itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa. 

Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel Bernstein. Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan.

 
Mereka akhirnya divonis dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town. Pada tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town. Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun diluar Afrika Selatan. 


 

 

Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982, bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non stop dan disiarkan ke-50 negara. 

Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini, makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik secara politik maupun ekonomi. Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh tahanan politik paling populer di dunia.

Di tahun 1970, dunia internasional berhasil menekan pemerintah baru di bawah pimpinan Perdana Menteri Pieter Willem Botha yang akhirnya melakukan beberapa reformasi dalam politik dan undang-undang. Sayangnya, Botha tidak menghapuskan secara keseluruhan Undang-Undang Apertheid sehingga keadaan semakin kacau.
Keadaan inilah yang diwariskan kepada presiden berikutnya Ferdinand Willem de Klerk yang dipilih pada tahun 1989. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti Botha.

Setahun setelah pengangkatan De Klerk sebagai presiden, perang dingin yang berakhir akan berdampak bagi Afrika Selatan. Pada bulan Februari 1990, de Klerk mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC) menyusul diakhirinya Politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera dibebaskan.

De Klerk segera membebaskan Nelson Mandela dan menghapuskan beberapa undang-undang tentang Apartheid.

 
Undang-undang yang dihapuskan oleh De Klerk di Sidang Parlemen pada 21 Februari 1991 seperti berikut ini:
1. Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki tanah di luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok dan sukunya masing-masing.

Pembebasan tokoh kharismatik Afrika Selatan Nelson Mandel ini kemudian dilaksanakan sesuai dengan janjinya. Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara Victor Verster, Mandela dibebaskan. Pembebasan itu sangat menarik perhatian dunia dan disambut oleh ratusan wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.
 

Pada tahun 1994, diadakan pemilu antirasial pertama dan hasilnya Nelson Mandela serta ANC keluar sebagai pemenang. Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1994, Nelson Mandela ditetapkan sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika. Atas usahanya, Nelson Mandela dianugerahkan Nobel Perdamaian tahun 1994. 


 

 

Kemenangan Mandela merupakan puncak dari perjuangan rakyat Afrika Selatan dan pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih.

Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan multirasial pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah Afrika Selatan dan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.


 

 

C. Rangkuman
1. Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras atau bangsa.
2. Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.
3. Apharteid mulai dipraktekan oleh pemerintah kulit putih Belanda di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990 dan berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program dan peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial secara struktural sampai akhirnya dihapuskan pada tahun 1990.
4. Politik Apartheid yang mengadakan pemisahan pembangunan daerah-daerah pemukiman untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas bangsa kulit putih di daerah itu.
5. Rakyat Afrika selatan bangkit mengadakan perlawanan mennetang Apartheid,mereka memberikan perlawanan dengan membentuk organisasi modern yakni African National Congress (ANC).
6. ANC adalah partai politik yang dibentuk untuk mengalahkan dominasi politik kulit putih pada tahun 1952 di bawah pimpinan Nelson Mandela.
7. Perjuangan rakyat Afriak Selatan tidak sia sia dengan dihapuskannya politik Apartheid.
8. Kemenangan Mandela pada pemilu antirasial merupakan puncak dari perjuangan rakyat Afrika Selatan dan pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih. Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan multirasial pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah Afrika Selatan dan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.
9. Nelson Mandela merupakan Presiden Afrika Selatan pada tahun 1994-1999. Ia merupakan presiden kulit hitam pertama bagi Afrika Selatan. Perjuangannya masuk ke dunia politik tidak mudah, ia harus masuk penjara terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa menjadi presiden.


 

 

D.Latihan Soal
1. Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan. Latar belakang munculnya masalah Apartheid adalah ....
A. datangnya bangsa kulit putih dari Eropa
B. terdesaknya penduduk pribumi
C. adanya pandangan rendah bangsa Eropa terhadap bangsa Afrika
D. terbentuknya koloni-koloni bangsa Eropa di Afrika
E. berkembangnya paham-paham baru
 

2. Dari sisi historis, cikal cakal Apartheid sudah muncul jauh sebelum 1948 dan terus membayangi Afrika Selatan sebelum dihapus. Politik Apartheid di Afrika Selatan dikecam oleh dunia internasional karena ....
A. Berasal dan tata hukum kolonial.
B. Afrika selatan negara yang masih berkembang.
C. Bertentangan dengan HAM.
D. Mengakibatkan berkurangnya ras kulit putih di Afnika.
E. Memperlakukan buruh tanpa aturan kerja yang sesuai
 

3. Dibawah kepemimpinan Daniel F. Manan, Segregasi (Pemisahan Total) Apartheid diberlakukan di Afrika Selatan. Periode pertama dikenal dengan baaskap. Dalam periode ini yang terjadi di Afrika Selatan adalah…
A. Afrika menjadi tanah wilayah kaum kulit putih
B. Afrikaner berkuasa dan memiliki supremasi atas kulit putih
C. Adanya pemisahan ras
D. kaum kulit hitam menjadi pelayan kaum kulit putih
E. Adanya wilayah bebas kaum kulit berwarna
 

4. Gagasan mengenai semua warga kulit hitam dapat menikmati semua hak politik dan menjadi warga negara dari sebuah wilayah yang khusus untuk mereka merupakan bagian dari isi Bantu Self-Government Act 1959. Istilah yang lazim untuk menyebut kondisi ini adalah ....
A. Pembangunan terpisah
B. Negara terpisah
C. Segregasi ras
D. Privilege ras
E. Wilayah otonom kulit hitam
 

5. Pada masa diberlakukannya politik apartheid, pemerintah mengeluarkan sebuah undang-undang yang melarang bangsa kulit hitam membeli tanah di luar areal pemukimannya. Undang-undang itu disebut ....
A. Land Act
B. Grand apartheid
C. Group Act
D. Batustan
E. Population Registration Act
 

6. Langkah yang ditempuh oleh tokoh kulit hitam Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid adalah ....
A. Memboikot pelaksanaan olimpiade di Afrika Selatan
B. Membawa masalah apartheid ke forum PBB
C. Membentuk African National Congress
D. Menerapkan population registration bagi warga kulit hitam
E. Melakukan pemberontakan militer
 

7. ANC (African Natonal Congress) adalah salah satu gerakan organisasi bentuk perlawanan penduduk Afrika kepada orang yang berkulit putih. Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land yang isinya ...
A. Melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit putih
B. Orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah orang kulit putih sebagai penyewa/penggarap bagi hasil
C. Mencapai sasaran lewat jalan konstitusional
D. Memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa
E. Orang kulit hitam menolak klaim kulit putih
 

8. Pelaksanaan Sistem Apartheid mendapat perlawanan dari para tokoh Afrika Selatan. Tokoh kharismatik yang sangat berperan aktif dalam pembebasan kaum kulit hitam pada masa diterapkannya politik Apartheid di Afrika Selatan adalah ...
A. Nelson Mandel
B. Botha
C. F.W. De Klerk
D. Dr. Malan
E. Hendrik Vorwood