MATERI SEJARAH KELAS XII BAB VI A.KONFLIK DI TIMUR TENGAH, ASIA TENGGARA, ASIA SELATAN, DAN ASIA TIMUR


 

Konflik-konflik di Berbagai Belahan Dunia

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONFLIK DI TIMUR TENGAH, ASIA TENGGARA, ASIA SELATAN, DAN ASIA TIMUR


Di berbagai belahan dunia, konflik-konflik yang berkecamuk menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa pada muaranya dampak dari persinggungan kepentingan itu akan membuat menderita. Bisa juga, konflik itu diperkeruh oleh masuknya negara atau bangsa lain untuk mengambil keuntungan dalam sengketa.

Kalian akan dapat mengambil pelajaran berharga dari terjadinya konflik di Timur Tengah (Palestina-Israel, Suriah, Tunisia, Mesir, Libya). Konflik yang terjadi di Asia Tenggara (Sipadan dan Ligitan, Sengketa Kepulauan Sprathly,Thailand-Kamboja). Konflik di Asia Selatan diwarnai oleh maslah
perbatasan Kashmir antara India-Pakistan, dan Perang Saudara di Sri Lanka.

Di Asia Timur muncul konflik antara Tiongkok-Jepang mengenai Kepulauan Senkaku dan konflik antara dua Korena yang semstinya satu keturunan. Konflik di Eropa (Bosnia-Herzegovina, Nogorno-Karabakh, dan Ukraina).

Di Afrika terjadi konflik berkepanjangan di Kongo, Sudan, Somalia, dan Afrika Tengah. Sementara di Amerika Latin, muncul konflik di Kolumbia, Peru, dan konflik Venezuela-Kolumbia yang menguntungkan negara-negara lain.

Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.
4.6 Menyajikan hasil analisis tentang konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca modul berjudul Konflik-konflik di Berbagai Belahan Dunia kalian diharapkan dapat:
1. Menjelaskan latar belakang terjadinya konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur
2. Menjelaskan jalannya konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur
3. Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur
4. Menjelaskan jalan keluar yang ditempuh untuk meredakan konflik-konflik di Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur.
5. Menyajikan hasil analisis tentang konflik-konflik di Timur Tengah, Asia
Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

 



B. Uraian Materi

1. Konflik di Timur Tengah
a. Konflik Palestina - Israel
Konflik Palestina dan Israel berlangsung sejak tahun 1947 ketika PBB memilih untuk membagi wilayah yang diperebutkan menjadi tiga bagian; satu untuk orang Yahudi, satu untuk orang Arab, dan rezim perwalian internasional di Yerusalem.

Rencana
pembentukan negara Yahudi di Palestina ini ditolak oleh negara-negara Arab. Pada tanggal 14 Mei 1948, dengan bantuan AS, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

 


 


Awal mula konflik terjadi akibat dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada tanggal 2 Nopember 1917 oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour yang ditujukan kepada Lord Rothchild Walter (seorang Yahudi-Inggris). 

Dalam surat itu, Balfour menyatakan bahwa Inggris akan mendukung aspirasi Zionis dengan memfasilitasi pembentukan sebuah rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina, dengan tidak merugikan hak-hak Palestina.


 

Pada tanggal 14 Mei 1948, PBB mengeluarkan resolusi yang membagi wilayah Palestina menjadi tiga bagian, yaitu: Arab-Palestina, Israel, dan Yerussalem.
Pembagian wilayahnya 54% untuk Israel, dan sisanya 46% untuk Palestina.

Namun demikian, Israel masih menginginkan wilayah yang lebih luas lagi, sehingga antara keduanya terlibat konflik hingga saat ini.
Upaya menengahi konflik dilakukan dengan mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338.

Upaya perundingan antara Palestina dan Israel, antara lain:
- Konferensi Madrid tahun 1991, berhasil mempertemukan Palestina dan Israel dalam satu meja, tetapi tidak menghasilkan sesuatu keputusan.

- Konferensi Oslo tahun 1993. Disepekati pembentukan pemerintahan mandiri rakyat Palestina yang meliputi Jalur Gaza, Jericho, dan Tepi Barat. Yasser Arafat ditunjuk sebagai wakil dari Otoritas Palestina.


 



b. Konflik Suriah

Syiria atau Suriah mendapatkan kemerdekaan dari Perancis 28 September 1941.
Sejak tahun 1970-2000, Suriah dipimpin oleh diktator Hafez al-Assad, dan digantikan oleh anaknya Bashar al-Assad yang memerintah dengan cara menindas setiap bentuk perlawanan.


Konflik diawali oleh grafiti di dinding sekolah yang bertuliskan As-Shaab/Eskaat el nizam, yang berarti rakyat ingin menyingkirkan rezim. 

Limabelas siswa yang dianggap bertanggungjawab ditahan dan disiksa, sehingga menimbulkan kemarahan dan memicu demonstrasi besar-besaran menolak kepemimpinan presiden Bashar al-Assad. Aksi demonstrasi ini ditanggapi oleh pemerintah dengan menggunakan kekuatan militer.


 

 


Melalui Dewan Keamanan PBB, tahun 2011, Amerika Serikat memberikan sanksi terhadap Suriah, tetapi mendapat tentangan dari Rusia dan Cina.

c. Revolusi Melati di Tunisia
Tahun 2010-2011 di kawasan Timur Tengah dilkalian pergolakan politik yang dikenal dengan sebutan Revolusi Melati. Tujuannya untuk menumbangkan penguasa yang dianggap diktator.
Revolusi diawali di Tunisia, yang dengan cepat menjalar ke negara-negara lain yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan politik. Hal ini terjadi karena rezim yang diktator, pelanggaran HAM, pengangguran, kemiskinan, nasib buruh, mahalnya kebutuhan pokok, dan korupsi dalam pemerintahan.
 

Bermula seorang tukang sayur bernama Muhammad Bouazizi, 26 tahun. Ia seorang sarjana yang melakukan self immolation (bakar diri) di kota Sidi Bouzid akibat tidak terima dagangannya disita polisi. Aksi ini menyulut rakyat Tunisia yang merasa senasib.


Terjadi demonstrasi besar-besaran, yang menyebabkan Zine El-Abidine Ben Ali mengundurkan diri sebagai presiden Tunisia.


 



d. Revolusi Melati di Mesir
Revolusi Melati di Tunisia memantik semangat bagi warga Mesir untuk menggulingkan pemerintahan Husni Mubarak yang berkuasa selama 30 tahun.


 


Revolusi terjadi pada 25 Januari 2011 rakyat Mesir menuntut Presiden Husni Mubarak mundur dari jabatannya. Melalui jejaring sosial, ribuan rakyat Mesir berkumpul di alun-alun Tahrir, Kairo. 

Pemerintah Mesir menutup semua akses komunikasi, tetapi hal ini justru semakin menguatkan semangat.
Akibat tekanan dari demonstran, pada tanggal 10 Pebruari 2011, Presiden Husni Mubarak menyerahkan kekuasaannya kepada Omar Sulaiman. 

Tetapi ditolakoleh rakyat, sehingga pemerintahan dipegang oleh Majelis Tertinggi Angkatan Bersenjata.

c. Revolusi Melati di Libya
Revolusi Melati di Libya terjadi 15 Pebruari 2011, ketika sekitar 200 penduduk melakukan demonstransi di depan markas polisi di kota Benghazi. Seorang aktivis bernama Fathil Terbil ditangkap, yang menyebabkan kemarahan dimana-mana.


Tindakan ini, dijawab oleh Presiden Muammar Kadafi dengan mengerahkan tentara.


Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi nomor 1970, tanggal 26 Pebruari 2011 yang meminta pemerintah Libya menghentikan tindakan represif terhadap penduduk sipil.


Karena tidak mendapat respon dari pemerintah Libya, DK PBB kembali mengeluarkan Resolusi nomor 1973. Berdasarkan resolusi itu, maka di Libya dibentuk koalisi negara AS, Inggris, dan Jerman. Pada tanggal 20 Agustus 2011 diberitakan bahwa pemerintahan koalisi berhasil menguasai sumber minyak di Brega. Dua hari berikutnya, rakyat Libya melakukan perayaan kebebasan bersamaan dengan jatuhnya kota Tripoli. 


 


Kadafi tewas pada tanggal 20 Oktober 2011 pada usia 69 tahun di tengah-tengah Perang Saudara Libya pada sebuah pertempuran di Sirte.

2. Konflik di Asia Tenggara

a. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Merupakan sengketa antara Indonesia dan Malaysia atas kepemilikan dua pulau di Selat Makassar, yaitu pulau Sipadan (luas 50.000 m2) dan pulau Ligitan (luas 18.000 m²).


Berawal pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan hukum laut antara kedua negara, yang secara bersamaan mengklaim Sipadan dan Ligitan ke dalam wilayahnya. Pada pertemuan tanggal 22 September 1969, kedua negara menyetujui Memorandum of Understanding (MoU) yang menetapkan Sipadan dan Ligitan dalam status quo, yang berarti kedua pulau tidak boleh ditempati maupun dimanfaatkan oleh Indonesia dan Malaysia. 

Tetapi, Malaysia menggunakan kesempatan ini untuk membangun fasilitas pariwisata, perlindungan terhadap satwa penyu, dan pembangunan mercusuar.


Sengketa ini diselesaikan melalui ICJ (International Court of Justice) yang dalam sidangnya tahun 2002, bukti-bukti yang diajukan oleh Malaysia lebih memperkuat kedudukannya.

b. Konflik Laut Cina Selatan dan Kepulauan Spratly
Kepulauan Spratly dikelilingi oleh negara Indonesia, Malaysia, Vietnam, Brunai Darussalam, Cina, Taiwan, dan Philipina. Pada awalnya kepulauan ini tidak layak huni, karena berupa gugusan karang laut. Namun, klaim terhadap wilayah ini muncul setelah ditemukan potensi sumber daya alam, berupa minyak bumi, gas, dan letaknya yang strategis di lintas perdagangan antarnegara. 


 


Konflik mulai memanas pada tahun 1947. Proses damai di Laut Cina Selatan yang diprakarsai ASEAN belum dapat membuahkan hasil hingga saat ini.


c. Konflik Thailand dan Kamboja
Konflik antara kedua negara terjadi akibat sengketa kepemilikan Kuil Preah Vihear. Kuil ini terletak di antara distrik Choam Khsant (Kamboja) dan distrik Kantharalak (Thailand).


Pada tahun 2008, kuil peninggalan abad XI ini dimasukkan ke dalam daftar budaya dunia oleh UNESCO. Hal ini disambut gembira oleh rakyat Kamboja, tetapi justru memicu masalah bagi Thailand. Akibatnya, terjadi kontak senjata antara tentara Kamboja dan Thailand di dekat Kuil Preah Vihear pada tanggal 15 Oktober 2008.


Thailand kemudian meminta DK PBB untuk mengerahkan pasukan pemelihara perdamaian. Tetapi, oleh PBB diambil jalur diplomasi antara keduanya dan ketua ASEAN (Marty Natalegawa). Hasilnya, antara Thailand (diwakili oleh Menlu Kasit Piromya) dan Kamboja (diwakili oleh Hun Sen) akan menyelesaikan konflik dengan cara damai.

3. Konflik Asia Selatan
a. Konflik Kashmir antara India dan Pakistan
Faktor yang menjadi pemicu adalah masalah agama, yaitu penduduk yang beragama Islam di Pakistan dan pemeluk Hindu di India, di samping masalah pembagian wilayah, terorisme, dan nuklir.
Konflik semakin kuat dengan munculnya kelompok militan Kashmir yang menentang segala keputusan pemerintah Hindu India dan menuntut kemerdekaan Kashmir dari India atau bergabung dengan Pakistan.


Pada tanggal 5 Januari 2004 dimulai usaha perdamaian antara Perdana Menteri India, Vajpayee dan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf. Kedua pemimpin menyepakati untuk memulai dialog menyeluruh. Hingga sekarang ketegangan antara kedua negara belum didapati titik temu.


 



b. Perang Saudara di Sri Lanka
Merupakan bekas jajahan Inggris, mayoritas penduduknya beragama Hindu. Memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948. Konflik terjadi antara etnis Sinhala dan minoritas Tamil, bermula pasca kemerdekaan, etnis Tamil tergeser kedudukannya oleh etnis Sinhala.


Tahun 1970-an, muncul gerakan sparatis Tamil, yang terkenal dengan nama Gerakan Pejuang Pembebasan Macan Tamil atau Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) yang memiliki persenjataan kuat. Tujuannya untuk membentuk negara merdeka. Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu penduduk sipil.


Setengah juta penduduk mengungsi. Konflik mereda ketika Presiden Rajapakse mengakhiri operasi militer terhadap LTTE.

4. Konflik di Asia Timur
a. Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Konflik antara dua Korea terjadi pasca Perang Dunia II akibat persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Konflik terjadi ketika Korea Selatan bersikukuh melakukan latihan militer di pulau Yeonpyeong. Tindakan Korea Selatan ini dibalas oleh Korea Utara dengan meluncurkan roket ke arah Korea Selatan.


Sesungguhnya, Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung mengumumkan kebijakan Sunshine Policy yang bertujuan meningkatkan interaksi antara kedua negara.


Akan tetapi, pada bulan Nopember 2010 Korea Utara melakukan ujicoba nuklir dan peluncuran artileri yang menyebabkan dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan tewas. Akibatnya, konflik hingga sekarang tetap berlanjut.


 



b. Konflik Tiongkok dan Jepang
Terjadi akibat sengketa Kepulauan Senkaku, yang pada awalnya kelima gugusan pulau itu tidak berpenghuni. Pada tahun 1885, pada jaman Restorasi Meiji, pemerintah Jepang melakukan survei yang hasilnya pulau-pulau tersebut dinyatakan tidak ada pemiliknya.


Pada tahun 1969, PBB mengumumkan bahwa Kepulauan Senkaku terdapat sumber alam mineral dalam jumlah banyak. Akibatnya, Cina menjadi tertarik.
Pada sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972, Amerika Serikat mengembalikan Okinawa dan Kepulauan Senkaku kepada Jepang. Sejak saat itulah, sering terjadi konflik kepentingan antara Cina dan Jepang.

C. Rangkuman
Konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia terjadi akibat persinggungan antara berbagai kepentingan. Masalah politik, ekonomi, dan agama sering kali dijadikan sebagai sumber terjadinya konflik. 

Di samping pihak penguasa yang ingin memaksakan kehendaknya untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.


Sebagai akibatnya, penduduk sipil yang tidak memahami duduk permasalahannya menjadi korban keganasan perang. Bahaya kelaparan dan masa depan yang suram karena negara tidak mampu melindungi rakyatnya. 

Bahkan, di antara mereka yang harus mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya tanpa tujuan yang pasti. Mereka hanya sekedar untuk bertahan hidup. Konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia akan berakhir, jika pihak-pihak yang bersengketa mau meninggalkan egonya dan mencari solusi untuk dapat melindungi dan memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

D. Tugas Mandiri 


 


E. Latihan Soal
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Indonesia pernah bersengketa dengan Malaysia berkaitan dengan klaim dua pulau di perbatasan Kalimantan Utara. Dua pulau yang dimaksud berada di...
A. Selat Malaka.
B. Laut Arafuru.
C. Selat Karimun.
D. Selat Makassar.
E. Laut Cina Selatan.
 

2. Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel pada akhirnya menyeret negara lain untuk ikut terlibat didalamnya. Negara-negara asing yang terlibat, antara lain:
A. Inggris, Perancis, Uni Soviet.
B. Inggris, Perancis, Amerika Serikat.
C. Negara-negara Arab, Inggris, Amerika Serikat..
D. Negara-negara Arab, Amerika Serikat, Perancis.
E. Negara-negara Arab, Amerika Serikat, Uni Soviet.
 

3. Salah satu faktor penyebab konflik Palestina dan Israel adalah Deklarasi Balfour yang berisi...
A. Dukungan Inggris kepada Palestina untuk merdeka.
B. Inggris ingin menancapkan pengaruhnya ke Palestina.
C. Inggris ingin menjalin hubungan baik dengan Palestina.
D. Arthur James Balfour ingin mendirikan negara di Palestina.
E. Dukungan Inggris terhadap Zionis untuk mendirikan negara 1. bagi Yahudi di Palestina.


4. Revolusi Arab atau Arab Spring adalah gerakan protes besar-besaran yang mulai terjadi di berbagai negara Arab pada akhir tahun 2010. Pemicunya adalah ...
A. Pemerintahan yang diktaktor.
B. Penculikan terhadap para aktivis HAM.
C. Keadaan perekonomian yang memburuk.
D. Meluasnya pengaruh Amerika Serikat di Timur Tengah.
E. Penolakan terhadap intervensi asing dalam pemerintahan.
 

5. Laut China Selatan dan Kepulauan Spratly menjadi sumber konflik antara Tiongkok dengan beberapa negara ASEAN hal ini karena ...
A. Laut China Selatan bagian dari Tiongkok.
B. Laut China Selatan merupakan kawasan dalam status quo.
C. Ditemukan banyak potensi keuntungan sumber daya alam.
D. Dari segi historis, Laut China Selatan merupakan bagian dari wilayah Asia Tenggara.
E. Tiongkok menginginkan Kepulauan Spratly menjadi tempat produksi
persenjataan.