MATERI BAHASA ARAB PEMINATAN KELAS XII BAB I BALĀGAH, FAṢĀḤAH, TASYBĬH DAN MACAM-MACAMNYA

 



Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab yang menerangkan balāgah, faṣāḥah, dan tasybĭh siswa diharapkan mampu:
1. Menganilisis konsep, bentuk, makna dan fungsi faṣāḥah, dan balāgah, dalam sebuah wacana sesuai konteks.
2. Menganilisis konsep, bentuk, makna dan fungsi tasybĭh dan macam-macamnya dalam sebuah wacana sesuai konteks.
3. Menyajikan hasil analisis konsep, bentuk, makna dan fungsi faṣāḥah dan balāgah dalam kalimat sesuai dengan konteks.
4. Menyajikan hasil analisis konsep, bentuk, makna dan fungsi tasybĭh dan macammacamnya dalam kalimat sesuai dengan konteks.

Penghantar Materi


 

 

Balāgah secara praktis adalah ilmu yang mempelajari ungkapan-ungkapan estetis (seni yang indah). Dengan ilmu ini kita bisa mengetahui keindahan bahasa Al-Qur’an, Hadis dan teks-teks Arab yang sastrawi. Salah-satu kemukjizatan Al-Qur’an adalah keindahan bahasanya. Oleh karena itu balāgah sangat dibutuhkan dalam memahami Al-Qur’an.

Salah satu pembahasan balāgah yang utama ada tasybĭh, ia merupakan gaya bahasa yang membandingkan/menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang lebih kuat. Dalam membandingkan ini biasanya menggunakan kata seperti, laksana, dan sejenisnya. Atau juga tidak menggunakan kata-kata tersebut.


 

 

Tasybĭh adalah salah satu jenis gaya bahasa. Ia menjelaskan makna dengan sesuatu yang bisa diindra dan dirasa, sehingga makna menjadi efektif dan lebih jelas. Seperti kita melihat dengan mata kita, menyentuh dengan tangan kita. Tasybĭh merupakan ungkapan orang Arab yang paling bagus.

A. BALĀGAH
1) Pengertian Balāgah


 

 

Adapun menurut istilah, terdapat beberapa definisi Balāgah yang diutarakan oleh para ulama, antara lain : 


 


Selain definisi di atas, balāgah dapat didefinisikan sebagai sebuah disiplin ilmu dan sebagai metode yang mendasari kegiatan yang bertujuan untuk penghayatan balāgah (tażawwuq balāgĭ) atau apresiasi teks-teks bernilai sastra, khususnya Al Qur’an.


 


 

 

2) Aspek-Aspek Balāgah dan Urgensinya

Nilai ketinggian suatu ungkapan (kalām balĭg ) ada pada dua aspek, yaitu :
a. Kalām balĭg , yaitu kalam yang sesuai dengan tuntutan keadaan serta terdiri dari kata-kata yang faṣĭh , contoh :


 



Tujuan syi’ir tersebut, yaitu untuk menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw. Adalah orang mulia.


b. Mutakallim balĭg, yaitu kepiawian yang ada pada diri seseorang dalam
menyusun kata-kata balĭg , indah dan tepat, sesuai dengan keadaan waktu dan tempat.

Kemampuan balāgah yang ada pada seseorang berupa kemampuannya
menghadirkan makna yang agung dan jelas dengan ungkapan yang benarbenar faṣĭh, akan memberi bekas yang berkesan di lubuk hati, sesuai dengan situasi dan kondisi serta sesuai dengan kondisi orang-orang yang diajak bicara.


Secara ilmiah, ilmu balāgah merupakan suatu disiplin ilmu yang mengarahkan pembelajarnya untuk bisa mengungkapkan ide fikiran dan perasaan seseorang berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian dalam menangkap keindahan. Mampu menjelaskan perbedaan yang ada di antara macam-macam uslub (ungkapan). Dengan kemampuan menguasai konsep-konsep balāgah, bisa diketahui rahasia-rahasia bahasa Arab dan seluk beluknya serta akan terbuka rahasia-rahasia kemukjizatan Al-Qur’an dan Hadis.


B. FAṢĀḤAH


1. Pengertian Faṣāḥah
Istilah faṣāḥah erat kaitannya dengan istilah balāgah. Sesuai definisi balāgah di subbab bagian (A), salah satu persyaratan kalām balĭg adalah harus faṣāḥah (kalām faṣĭh). 


 


2. Kriteria Faṣāḥah
Kalam faṣĭh harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Tidak bertentangan dengan kaidah nahwu dan sharaf.


 



b. Kata yang dipilih mampu mengungkapkan makna atau maksud pembicara.


 

 

c. Tidak terasa janggal, asing, rancu, dan tidak sulit diucapkan, atau syāż


 



Penilaian kriteria-kriteria ini hanya bisa dilakukan orang yang dipandang mempunyai rasa bahasa Arab yang tinggi, penulis unggul, dan para penyair ternama. Atau kita semua bisa, dengan cara sering latihan membaca dan emahami teks Arab.

3. Fungsi dan Faedah Mempelajari Balāgah dan Faṣāḥah
Balāgah merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan bagi siswa yang mempelajari bahasa Arab. 

Ilmu ini sama pentingnya dengan nahwu dan sharaf. Diantara kegunaan mempelajarinya adalah:
a. Mengetahui mukjizat Al-Qur'an dalam hal komposisi dan susunannya yang sempurna dan indah.
b. Agar terhindar dari kesalahan memberikan makna.
c. Mampu membedakan ujaran bahasa Arab yang faṣĭh dan tidak faṣĭh.
d. Mengetahui karakteristik bahasa Arab.
e. Mampu menyajikan ujaran yang bisa mempengaruhi pendengar.
f. Mampu menjelaskankeindahan pada sebuah teks atau pada sebuah ujaran.

4. Contoh Telaah Faṣāḥah
Di bawah ini terdapat beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menilai faṣĭh atau tidaknya kalam:
a. Al-Qur’an adalah contoh faṣāḥah yang ideal
Sejarah telah membuktikan keindahan bahasa Al-Qur’an, sehingga para penyair Jahiliyah tidak bisa menandingi keindahan dan kefasihan bahasa Al-Qur’an.


b. Cara menjelaskan faṣāḥah sebuah teks

Di bawah ini empat contoh pemilihan Faṣāḥah, dalam memilih ism, fi’il, mufrad - jama’, adāh asy-syarṭ, dan pemilihan bunyi :
1) Pemilihan Ism (kata benda)


 

yang sama-sama bermakna pujian. ‘Al-ḥamd’ berarti memuji atas perbuatan baik kepada pihak lain, tidak kepada diri sendiri, sedangkan kata ‘madḥ’ berarti memuji atas perbuatan baik kepada diri sendiri atau kepada pihak lain, atau memuji sifat seseorang, seperti memuji ketampanan seseorang atau keindahan fisiknya. Sedangkan ‘aṡ-ṡanā’’ adalah memuji atas perbuatan atau sifat seperti al-madḥ, tetapi dilakukan secara berulang-ulang. Jadi, kata ‘al-ḥamd’ adalah pilihan yang paling tepat yang dihubungkan dengan Allah.


2) Pemilihan Fi’il (kata kerja)


 



3) Pemilihan Mufrad dan Jama’




 

 4) Pemilihan Adāh al-Syarṭ


 

 

5) Pemilihan Suara/Bunyi


 




C. TASYBĬH DAN MACAM-MACAMNYA
1. Pengertian Tasybĭh 


 


Penjelasan

Perhatikan contoh-contoh di atas, ilmu diserupakan dengan cahaya (No. 1), malam disamakan seperti pakaian (No. 2), ilmu dibandingkan dengan lampu (No. 3), dan orang alim laksana lautan (No. 4).


 

 

 

KAIDAH

a. Tasybĭh adalah: menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain karena memiliki kesamaan sifat, dengan menggunakan kata ‘seperti, misal, atau yang sejenisnya’, atau tidak menggunakan kata-kata tersebut.
 

b. Ada empat rukun tasybĭh, yaitu:
1) Musyabbah : sesuatu yang diserupakan.
2) Musyabbah bih (sesuatu yang digunakan untuk menyerupakan). Musyabbah dan musyabbah bih salah satunya harus ada.
3) Wajh syibh : sisi kesamaan yang menyatukan keduanya.
4) Adāh tasybĭh : perangkat kata penyerupaan. Bisa menggunakan kata-kata berikut : 

 


2. Macam-Macam Tasybĭh
Jenis-jenis tasybĭh banyak sekali, diantaranya : tasybĭh mufrad dan tasybĭh tamṡĭl.
a. Tasybĭh Mufrad



 




b. Tasybĭh Tamṡĭl


 


Pada ayat di atas tampak musyabbah dan musyabbah bih berhubungan dengan suatu gambaran keadaan, yaitu musyabbah berupa :
Orang-orang kafir yang bersungguh-sungguh menyembah berhala, dengan keyakinan bahwa ibadah mereka itu akan mendatangkan manfaat, akan tetapi sebenarnya tidak menghasilkan manfaat sedikitpun, akan sia-sia. Ini diumpamakandalam musyabbah bih, dengan :


 




Wajh syibh-nya adalah sama-sama tidak dapat mengambil manfaat dari barang berharga yang dipikulnya dengan berat dan susah payah.





HIKMAH PEMBELAJARAN

 
Dengan mempelajari balāgah, kita bisa menghayati keindahan dan kehebatan bahasa AlQur’an, sehingga bertambah keimanan kita kepada kitab suci Al-Qur’an.


Sedangkan salah satu manfaat mempelajari tasybĭh adalah: kita bisa mengungkapkan makna atau maksud lebih efektif karena lebih jelas, mengungkapkan makna yang kurang kuat menjadi lebih kuat, yang tidak bisa ditangkap indra menjadi bisa ditangkap indra.


 


RANGKUMAN :

1. Kalām balĭg meliputi dua unsur utama, pertama, makna yang ‘jalĭl (tinggi)’ dan kedua, ungkapan bahasa yang faṣĭh, yang sesuai dengan situasi kondisi pembicara dan lawan bicara.


2. Balāgah dapat berfungsi sebagai pembahasan pelajaran dan sebagai metode yang mendasari kegiatan yang bertujuan untuk penghayatan balāgah (tażawwuq balāgĭ) atau apresiasi teks-teks bernilai balāgĭ atau teks sastra, khususnya Al-Qur’an.


3. Faṣāḥah merupakan salah satu syarat utama adanya kalām balĭg .


4. Kalam faṣĭh tercipta dari kata-kata yang terpilih secara cermat, sehingga mampu mengungkapkan makna dengan jelas, tanpa menimbulkan salah pengertian pada lawan bicara.


5. Tasybĭh adalah : menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain karena memiliki kesamaan sifat, dengan menggunakan kata ‘seperti, misal, atau yang sejenisnya’, atau tidak menggunakan kata-kata tersebut.


6. Ada empat rukun tasybĭh, yaitu :
a. Musyabbah : sesuatu yang diserupakan.
b. Musyabbah bih (sesuatu yang digunakan untuk menyerupakan). Musyabbah dan musyabbah bih salah satunya harus ada.
c. Wajh syibh : sisi kesamaan yang menyatukan keduanya.
d. Adāh tasybĭh : perangkat kata penyerupaan.


7. Jenis-jenis tasybĭh banyak sekali, diantaranya :
a. Tasybĭh mufrad adalah membandingkan antara satu hal (musyabbah dan musyabbah bih-nya masing-masing satu).
b. Tasybĭh tamṡĭl adalah penyerupaan yang wajh syibh (persamaan sifat) nya terdiri dari gambaran yang dirangkai dari banyak hal (membandingkan gambaran keadaan).