MATERI GEOGRAFI KELAS XI BAB V C.PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN

 


KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 3 kalian dapat menerapkan Pengolahan dan Analisis data kependudukan.

B. Uraian Materi
Pada pembelajaran ke 3 ini akan dibahas mengenai pengolahan dan analisis data kependudukan. Pada pembelajaran sebelumnya telah bahas mengenai sumber data kependudukan. Data-data tersebut tidak langsung dapat ditafsirkan tetai harus diolah melalui perhitungan dengan rumus tertentu yang kemudian dianalisis untuk diambil sebuah kesimpulan tentang gejala demografi yang terjadi. 

Secara sederhana pengolahan dan analisis data kependudukan tersebut adalah sebagai berikut:
 

1. Menghitung Angka Kelahiran Dan Kematian
 

a. Menghitung Angka Kelahiran Kasar(Crude Birth Rate)
Menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam suatu periode tertentu - biasanya satu tahun.Angka ini diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran yang terjadi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.



Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kelahiran suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) sebagai berikut:
1) Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk.
2) Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk.
3) Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk. 


  


b. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
Angka ini menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 perempuan dalam usia reproduksi (15—44 atau 15—49 tahun) dalam suatu periode tertentu. Untuk menghitung Angka kelahiran ini diperlukan data tentang jumlah penduduk wanita pada usia reproduksi. 


 

 

c. Angka Kelahiran Menurut Umur ( Age Specific Fertility Rate)
Angka ini menunjukkan banyaknya kelahiran me-nurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15 sd 49 tahun. Ukuran ini lebih baik dari pada kedua ukuran diatas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. 


 


d. Menghitung Angka Kematian Kasar (Crude Birth Rate)
Menunjukkan jumlah kematian per 1000 penduduk dalam periode tertentu. Rumus CDR:


Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar adalah sebagai berikut.
 angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
 angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
 angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk 


 


e. Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
Angka ini menunjukkan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan angka kematian kasar karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama.



Keterangan:
D (0-14) : Jumlah penduduk yang meninggal di usia 0 -14 tahun
P (0-14) : Jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun
K : 1000 

 





2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor alami, yaitu kelahiran (natalitas) yang bersifat menambah penduduk dan kematian (mortalitas) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk.
b. Faktor non alami
, yaitu migrasi masuk(imigrasi) yang bersifat menambah jumlah penduduk dan keluar (emigrasi) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk.

Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk adalah :
a. pertumbuhan penduduk rendah: < 1%
b. pertumbuhan penduduk sedang: 1 – 2%
c. pertumbuhan penduduk tinggi: > 2%
 

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total, pertumbuhan penduduk geometri dan pertumbuhan penduduk eksponensial.

Pertumbuhan penduduk alami, yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Rumus : 

 




Pertumbuhan penduduk total, yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi. Rumus :




Jumlah penduduk geometri , Rumus : 

 


 


Pertumbuhan penduduk eksponensial , Rumus :



  


 

3. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pembangunan, di antaranya adalah untuk perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, pemukiman, dan perhubungan.
Rumus: 

 




Selain dapat menentukan berapa jumlah penduduk di tahun yang akan datang,proyeksi penduduk juga dapat menghitung waktu dimana jumlah penduduk akan dua kali lipat. Rumus : 

 


 



4. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah.
Berikut adalah beberapa teori dalam menghitung angka kepadatan penduduk.
a. Kepadatan Penduduk Aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik (kasar) adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah.
Rumus:

 
 


b. Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian.
Rumus:

 




 


c. Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk petani dengan luas lahan pertanian.
Rumus:  


 


 


5. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu atau karakteristik yang sama, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, mata pencarian, tempat tinggal, agama, dan status perkawinan.


a. Komposisi Penduduk Menurut Struktur Umur
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian. Struktur umur muda apabila kelompok usiamuda (<15tahun) adalah≥35%, sedangkan struktur umur tua apabila kelompok umur muda (<15tahun) adalah <15%. 

Jika penduduk usia muda lebih banyak dari usia tua, maka suatu negara membutuhkan lapangan kerja yang banyak. 

Bagi perencanaan pembangunan, komposisi menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui kelompok usia nonproduktif (0–14 tahun dan>65 tahun ), kelompok usia produktif (15 – 64 tahun), proporsi wanita usia subur, dan rasio ketergantungan/bebantanggungan.
 

Rasio ketergantungan atau DR (dependency ratio) adalah perbandingan jumlah penduduk nonproduktif dan produktif. 

Rasio ketergantungan menunjukkan kondisi ekonomi suatu negara, tergolong negara maju atau berkembang.
Semakin kecil angka ketergantungan suatu negara, maka negara tersebut akan semakin baik.
Rumus: 


 


b. KomposisiPenduduk Menurut Jenis Kelamin (sex ratio)
Komposisi ini dapat digunakan untuk mengetahui sex ratio atau nisbah jenis kelamin. Artinya, perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.
Rumus: 


Contoh soal : 

 Di suatu kota  X  yang berpenduduk 6.000 orang terdapat  jumlah penduduk pria sebanyak  2.500 orang. Sedangkan penduduk wanitanya berjumlah 3.500 orang. Hitunglah sex ratio kota X tersebut! 


 


c. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat dilihat dari angkat melek
huruf, kepandaian dalam membaca,menulis serta jenjang pendidikan yang ditamatkan.

d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencarian 

Penduduk di negara maju sebagian besar bermatapencarian di bidang industri dan jasa, sedangkan di negara berkembang penduduknya banyak bekerja di bidang pertanian dan industri. Komposisi penduduk menurut mata pencarian digunakan untuk menentukan jenis keterampilan yang dibutuhkan penduduk.


e. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
Berdasarkan status perkawinan (marital), penduduk dibedakan status kelompok belum kawin, kawin, cerai, duda, atau janda.

f. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi ini dapat digunakan untuk menggambarkan piramida penduduk. Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.


6. Piramida Penduduk
Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Dengan adanya piramida penduduk, kita dapat mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan serta jumlah tenaga kerja dan struktur penduduk suatu negara. 

Piramida penduduk memiliki tiga bentuk, yaitu : 

a. Piramida Ekspansif (muda), jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda, ada pada negara yang memiliki angka kelahiran dan kematian tinggi, pertumbuhan penduduk cepat, rasio ketergantungan besar, dan butuh lapangan kerja luas. 


Contoh : Indonesia, Thailand, Filipina
 

b. Piramida Konstruktif (tua), jika jumlah kelompok umur muda sedikit, ada pada negara yang memiliki tingkat kelahiran rendah, pertumbuhan penduduk lambat, rasio ketergantungan kecil. 


Contoh : Jepang, Swedia, dan Amerika Serikat
 

c. Stasioner, jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali pada kelompok umur tertentu, terdapat pada negara yang memiliki tingkat kelahiran dan kematian rendah atau seimbang, pertumbuhan penduduk stabil, rasio ketergantungan hampir nol. 


Contoh : Belanda, Jerman dan Perancis. 

Piramida penduduk dapat digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk, rasio ketergantungan, usia nonproduktif dan produktif, sex ratio, model pertumbuhan penduduk, struktur penduduk, meramalkan jumlah penduduk di masa yang akan datang dan menganalisis program KB dan tenaga kerja di suatu wilayah.


C. Rangkuman
1. Menghitung angka kelahiran dan kematian, Menghitung Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate), Menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam suatu periode tertentu - biasanya satu tahun. Angka ini diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran yang terjadi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate), Angka ini menunjukkan jumlah kelahiran
per 1000 perempuan dalam usia reproduksi (15—44 atau 15—49 tahun) dalam suatu periode tertentu. Untuk menghitung Angka kelahiran ini diperlukan data tentang jumlah penduduk wanita pada usia reproduksi. Angka Kelahiran Menurut Umur ( Age Specific Fertility Rate), Angka ini menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15 sd 49 tahun. Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate), Angka ini menunjukkan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan angka kematian kasar karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama.
2. Pertumbuhan penduduk, Faktor alami, yaitu kelahiran (natalitas) yang bersifat menambah penduduk dan kematian (mortalitas) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk. Faktor nonalami, yaitu migrasi masuk (imigrasi) yang bersifat menambah jumlah penduduk dan keluar (emigrasi) yang bersifat mengurangi jumlahpenduduk. Meliputi Pertumbuhan penduduk alami, yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian, Pertumbuhan penduduk total,yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi, Jumlah penduduk geometrid dan Pertumbuhan penduduk eksponensial
3. Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pembangunan, di antaranya adalah untuk perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, pemukiman, danperhubungan.
4. Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah. Berikut adalah beberapa teori dalam menghitung angka kepadatan penduduk. Kepadatan Penduduk Aritmatik adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan Penduduk Agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk petani dengan luas lahan pertanian.Kepadatan Penduduk Fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian.
5. Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu atau karakteristik yang sama, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, matapencarian, tempat tinggal, agama, dan status perkawinan.
6. Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Dengan adanya piramida penduduk, kita dapat mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan serta jumlah tenaga kerja dan struktur penduduk suatu negara. Piramida penduduk memiliki tiga bentuk yaitu Piramida Ekspansif (muda), Piramida Konstruktif (tua), dan Stasioner. 

 

D. Latihan / penilaian harian 

1. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2021 di Desa Hujanmas, terjadi kelahiran sebanyak 95 bayi. Jumlah penduduk di Desa Hujanmas  pada tahun yang sama adalah 5.450 jiwa. Angka kelahiran kasar Desa Hujanmas  tahun 2021 adalah ….
A. 15
B. 16
C. 17
D. 18
E. 19

2. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2021 di Desa Angkinang , wanita berumur 15-49 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 2.700 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 90 bayi. Jumlah penduduk di Desa Angkinang  pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa.
Angka fertilitas umum Desa Angkinang  tahun 2021 adalah ….
A. 33
B. 34
C. 35
D. 36
E. 37

3. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2021 di Desa Palurejo, wanita berumur 45-49 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 659 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 15 bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Palurejo pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Palurejo  tahun 2021 adalah ….
A. 17
B. 18
C. 20
D. 22
E. 23

4. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2021 di Desa Pulantani, terjadi kematian sebanyak 90 orang. Jumlah penduduk di Desa Pulantani pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kematian kasar Desa Pulantani tahun 2021 adalah ….
A. 16
B. 17
C. 18
D. 19
E. 20

5. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2021 di Desa Jingah Bujur, jumlah penduduk pada usia 0 – 14 tahun sebanyak 1.895 jiwa. Terjadi kematian sebanyak 16 jiwa, pada kelompok usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Jingah Bujur  pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kematian menurut umur Desa Jingah Bujur tahun 2021 adalah ….
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

6. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Desa Pudak Setegal  adalah 5.088 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Proyeksi penduduk Desa Pudak Setegal  pada pertengahan tahun 2022 adalah ….
A. 5.254
B. 5.264
C. 5.274
D. 5.284
E. 5.294

7. Pada tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 210 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2 % per tahun. Apabila diasumsikan pertumbuhan penduduk tetap setiap tahun, maka tahun berapa jumlah penduduk menjadi berlipat ganda ?
A. 2033.
B. 2034.
C. 2035.
D. 2036.
E. 2037.

8. Dari 25 juta jiwa penduduk wilayah X, 10 juta jiwa merupakan petani, 3 juta jiwa pegawai, dan sisanya buruh dan pengangguran. Luas wilayah X adalah 500.000 km² dimana 100.000 km² merupakan lahan berupa sawah, 100.000 km² tegalan, dan sisanya adalah jalan, selokan, dan pemukiman. Berdasarkan data tersebut, kepadatan penduduk wilayah X secara aritmatik, agraris, dan fisiologis adalah ….
A. 35 jiwa/km
²
B. 40 jiwa/km
²
C. 45 jiwa/km
²
D. 50 jiwa/km
²
E. 55 jiwa/km
²

9. Suatu negara memiliki penduduk sebanyak 24.000.000 jiwa. Jika penduduk yang berusia 0 – 14 tahun adalah 10 juta jiwa, usia 15 – 64 tahun adalah 10 juta jiwa dan usia >65 tahun adalah 4 juta jiwa, maka rasio ketergantungan di negara tersebut adalah ….
A. 140
B. 145
C. 150
D. 155
E. 160

10. Berdasarkan sensus penduduk DKI Jakarta tahun 2010, penduduk laki-laki sebanyak 4.500.000 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5 juta jiwa. Sex ratio Jakata pada tahun tersebut adalah ….
A. 90
B. 91
C. 92
D. 93
E. 94