MATERI SEJARAH KELAS XII BAB III A.PERAN INDONESIA PADA PENYELENGGARAAN KONFERENSI ASIA AFRIKA DI BANDUNG TAHUN 1955


 

Peran Aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin

Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global dan menyajikannya dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PERAN INDONESIA PADA PENYELENGGARAAN KONFERENSI ASIA AFRIKA DI BANDUNG TAHUN 1955


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 diharapkan kalian mampu menganalisis peran aktif Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afika dalam masa perang dingin dan dampaknya terhadap kehidupan politik dan ekonomi global dengan cermat dan penuh semangat serta dapat menunjukkan sikap peduli, saling menghormati dan cinta damai.


B. Uraian Materi

1. Munculnya Gagasan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di MasaPerang Dingin.
 

Pada postingan ini kita  akan membahas bersama  bagaimana peran Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Namun sebelum kalian bisa menganalisis peran Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika, baca dan pahami apa yang melatar belakangi dan apa tujuan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA). Dari pembahasan ini kamu akan mengetahui siapa yang memberikan usul atau penggagas diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. 




a. Latar belakang diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika
Pasti kalian ingin tahu mengapa diselenggarakan Konferensi Asia Afrika. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis). 

Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia – Afrika.
 

Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon) mengundang perwakilan negara Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi Kolombo. 

Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo. Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk menggelar Konferensi Asia Afrika. 

Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara masingmasing. 

Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2 Mei 1954 dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. 

Usulan Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan negara lain.
Dari latar belakang yang dijelaskan diatas, kalian bisa melihat peran Indonesia adalah sebagai penggagas diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika.

b. Tujuan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika
Setelah mempelajari apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika, pasti kalian ingin tahu, apa yang menjadi tujuan dari diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955. 

Sebelum KAA dilaksanakan, tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor, Indonesia.  



Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya. Dalam pertemuan ini disepakati empat tujuan pokok KAA berikut ini:
▪ Memajukan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika demi kepentingan bersama
▪ Membahas dan meninjau persoalan ekonomi, sosial, dan budaya
▪ Membahas dan berusaha mencari penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme
▪ Memperkuat kedudukan dan peranan Asia-Afrika dalam usaha perdamaian dunia
 

Dari tujuan yang dipaparkan diatas, jelas bagi kalian bahwa Indonesia berperan dalam menggalang kerjasama bangsa di Asia Afrika dalam mewujudkan perdamaian dunia.

2. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika sebagai bukti peran aktif Indonesia pada masa perang dingin

Konferensi Asia Afrika yang pertama di gelar di Bandung pada Tahun 1955 adalah salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia. Secara diplomatik Indonesia mencoba melakukan pendekatan kepada 18 Negara Asia Afrika untuk mengetahui apakah ide pelaksanaan Konferensi
Asia Afrika diterima atau ditentang. Gayung bersambut kebanyakan dari mereka menyambut baik ide ini dan memilih Indonesia sebagai tuan rumah konferensi tersebut. 




Konferensi Asia Afrika yang dipelopori oleh 5 tokoh yang berasal dari perwakilan 5 negara yang mengikuti Konferensi Kolombo yaitu Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia), Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri Pakistan), Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Ceylon) dan U Nu (Perdana Menteri Burma) . 

KAA diikuti oleh 29 negara berlangsung antara tanggal 18 April sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka yang ada di kota Bandung, Jawa Barat. Konferensi ini juga dikenal sebagai Konferensi Bandung.


 

Kalian harus bangga, Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa dan penyelenggara konferensi pertama negara-negara Asia dan Afrika yang tujuannya adalah menghimpun persatuan Negara-negara Asia-Afrika yang pada saat itu baru memperoleh kemerdekaan, mempromosikan serta meningkatkan kerja sama antar negara serta menentang segala bentuk penjajahan. 

Indonesia mempersiapkan kota Bandung untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi. Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun disiapkan sebagai tempat konferensi.

Demi memperkuat identitas dan semangat, nama Gedung Dana Pensiun diubah menjadi gedung Dwiwarna dan Gedung Concordia diganti menjadi Gedung Merdeka.


Konferensi yang dipelopori oleh menteri luar negeri Indonesia pada saat itu, Ali Sastromidjojo, beserta 4 pemimpin Negara lainnya Pakistan, India, Bangladesh, dan Myanmar dilaksanakan di Indonesia yaitu di Gedung Merdeka Bandung. 

Untuk mengabadikan peristiwa sejarah penting tersebut, jalan protokol di Bandung yang terbentang di depan Gedung Merdeka diberi nama Jalan Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung menghasilkan 10 poin kesepakatan dan pernyataan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Secara umum hasil konferensi tersebut berisi tentang pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.

Hasil dari pertemuan tersebut dikenal sebagai “The Ten Principles” atau "Dasasila Bandung", yang didalamnya memuat cerminan penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia. 


 



Tentunya, Dasasila Bandung sebagai hasil dari KAA 1955 memiliki nilai historis tinggi dan sangat berharga bagi masyarakat Asia-Afrika karena telah memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.
Dari hasil yang dicapai terlihat jelas bahwa Indonesia telah berperan dalam memberikan dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.

3. Dampak Konferensi Asia Afrika terhadap politik global
Sebagai bangsa Indonesia kalian pasti bangga Indonesia telah berperan dalam menciptakan perdamaian dunia pada masa perang dingin. Tapi apakah peran yang telah diberikan oleh bangsa Indonesia telah berdampak terhadap politik global ?


Konferensi Asia Afrika memiliki arti penting yang besar pengaruhnya terutama bagi negara yang cinta damai dan telah menaikan citra Indonesia di mata dunia internasional, khususnya bagi bangsa Asia Afrika yang mendambakan kemerdekaan dan perdamaian.
Dasasila Bandung juga dianggap sebagai akhir dari era penjajahan dan kekerasan terhadap suatu kaum (apartheid).
Konferensi ini juga dianalogikan sebagai suatu badan yang berpendirian luas dan toleran, yang memberi kesan kepada dunia bahwa semua orang dapat hidup bersama, bertemu, berbicara, dan mempertahankan hidupnya di dunia ini.

Melansir Museum of The Asian-African Conference, Spirit Bandung juga menimbulkan perubahan struktur badan internasional Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB). 

Sehingga forum PBB tidak lagi menjadi forum eksklusif Barat atau Timur saja. Konferensi Asia Afrika juga telah berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara Negara-negara Asia Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun regional. 

Menyusul Konferensi Asia Afrika banyak konferensi serupa diselenggarakan yakni Konferensi Islam Afrika Asia, Konferensi Setiakawan Rakyat Asia Afrika, Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, Konferensi Wartawan Asia Afrika.

4. Dampak Konferensi Asia Afrika terhadap kehidupan ekonomi global.
Komunike akhir dari Konferensi ini menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka pada negara-negara industri terkemuka dengan memberikan bantuan teknis satu sama lain melalui pertukaran ahli dan bantuan teknis untuk proyek-proyek pembangunan, serta pertukaran pengetahuan teknologi, dan pembentukan lembaga pelatihan dan penelitian regional.

C. Rangkuman
1. Perang Dingin adalah periode yang berlangsung dari setelah Perang Dunia II hingga runtuhnya Uni Sovyet yang ditandai dengan perseteruan antara kelompok Blok Barat (negara-negara kapitalis dipimpin oleh Amerika Serikat) dan Blok Timur (negara komunis Dipimpin oleh Uni Sovyet). Dua negara besar, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang memiliki perbedaan paham atau ideologi berkeinginan untuk berkuasa.
2. Konferensi Asia Afrika merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Konferensi ini diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 dan sering disebut Konferensi Bandung karena diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
3. Konferensi Asia Afrika merupakan gagasan yang diajukan dalam Konferensi Kolombo, yang dihadiri oleh Indonesia, India, Birma, Pakistan dan Srilangka pada bulan April 1954. Selanjutnya usul tersebut di tindak lanjuti dalam Konferensi Bogor yang diadakan akhir bulan Desember 1954 dan bertujuan untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika serta melawan kolonialisme barat.
4. Pada bulan April 1955 Konferensi Asia Afrika diselenggarakan yang dihadiri oleh 29 negara yang menghasilkan suatu keputusan yang dikenal dengan “Dasasila Bandung”.
Konferensi Asia Afrika sebagai momentum histroris yang sangat penting dalam sejarah dunia karena mempunyai dampak yang tak ternilai terhadap gerak perjuangan dalam usaha membebaskan diri dari kaum imperialis.
5. Semangat Bandung menaikkan citra di dunia Internasional khususnya bagi bangsa Afrika.
6. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.

E. Latihan Soal
1. Perang Dingin yang muncul setelah berakhrnya perang dunia II telah
memengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia. Pengaruh Perang Dingin dalam bidang politik yaitu . . . .
A. munculnya negara adikuasa
B. munculnya negara-negara baru
C. lahirnya negara-negara industry
D. berkembangnya komunisme dan liberalisme
E. berkembangnya nasionalisme dan patriotisme
 

2. Kutipan pidato berjudul Mendayung Antara Dua Karang tersebut dibacakan oleh Moh. Hatta dalam siding KNIP. Dalam pidatonya pada sidang KNIP tanggal 2 September 1948, Moh. Hatta menegaskan Indonesia tidak memihak ke salah satu negara adidaya. Hal ini menggambarkan bahwa :
A. Indonesia menjadi penengah ditengah konflik Amerika Serikat dan Uni Soviet
B. Pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak berdampak buruk bagi bangsa Indonesia
C. Sistem politik Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak cocok dengan iklim politik di Indonesia
D. Indonesia diakui sebagai pelopor Gerakan Non-Blok demi terwujudnya
perdamain dunia
E. Indonesia tidak terlibat dalam pertarungan politik Internasional antara blok barat dan blok timur
 

3. Pada masa perang dingin, negara negara diseluruh dunia dihadapkan pada dampak persaingan Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia tidak menjadi bagian dari salah satu blok pada masa perang dingin karena  . .
A. Amerika Serikat tidak memberikan bantuan ekonomi pada Indonesia
B. Uni Soviet menganggap Indonesia tidak memiliki potensi sumber daya
manusia
C. Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif
D. Indonesia menerapkan kebijakan politik dan ekonomi mandiri
E. Indonesia merasa belum sejajar dengan negara-negara yang terlibat perang dingin
 

4. Gagasan untuk menlaksanakan Konferensi Asia Afrika muncul pada konferensi Colombo. Tokoh yang memprakarsai untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika adalah...
A. Jawaharlal Nehru dari India
B. Ali Sastroamidjoyo dari Indonesia
C. Muhammad Ali Jinnah dari Pakistan
D. Sir John Kotelawala dari Sri Lanka
E. U Nu dari Burma
 

5. Sebagai bukti peran aktif Indonesia pada masa perang dingin dilaksanakan Konferensi Asia Afrika di laksanakan di Bandung pada tahun 1955. Tujuan dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah adalah …
A. Mengembangkan kerjasama dibidang militer untuk menjaga keamanan negara anggota KAA dari bangsa Kolonial, ancaman terorisme, dan isu keamanan dunia
B. Meninjau masalah-masalah Ras, Suku, dan Agama sebagai isu-isu penting untuk tercapainya negara- negara anggota KAA yang merdeka
C. Menjadikan negara-negara yang tergabung di KAA sebagai negara penguasa ekonomi terutama sektor Migas
D. Mempertimbangkan masalah kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia Afrika terkait kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme
E. Memupuk kesetiakawanan antara negara-negara yang tergabung dalam KAA untuk salin membantu dibidang ekonomi dan Hukum
 

6. Indonesia telah menunjukkan perannya untuk ikut menciptakan perdamaian dunia melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada masa perang dingin.
Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika secara umum adalah...
A. sebagai pengambil keputusan mayoritas disetiap konferensi
B. memprakarsai untuk mengadakan Konferensi dan sebagai tempat penyelenggaranya
C. Menjadi panitia ad hoc untuk setiap penyelenggaraan KAA
D. Menjadi penyumbang dana terbesar disetiap konferensi
E. sebagai penengah bagi negara-negara anggota KAA yang sedang konflik