MATERI AL QURAN HADIS KELAS XII BAB VII MEMBUDAYAKAN MUSYAWARAH


 

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifk, peserta didik mampu menganalisis ayat-ayat dan hadis-hadis tentang musyawarah, dan menyajikannya dalam berbagai media disertai semangat kerjasama, gotong royong, peduli sesama dan jujur serta mengamalkan dalam kehidupan

Mari Mengamati
Perhatikan gambar berikut dan kemukakan komentar kalian !


 



Mari Memahami

 

 

1. Isyarat Berdemokrasi. QS Ali Imran (3):159


 

 
a. Arti Kosa Kata


 

b. Terjemah
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakkal. QS Ali Imran (3):159

c. Penjelasan
Ayat ini berisi perintah Allah untuk bermusyawarah. Melalui ayat ini Allah
menjelaskan kepada kita bahwa sekalipun dalam keadaan genting seperti terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sebagian kaum muslimin pada peperangan Uhud, sehingga menyebabkan pasukan Nabi Muhammad saw. menderita kekalahan, beliau tetap berlaku sabar, tidak marah terhadap pelakunya, bahkan memohonkan ampunan kepada Allah atas kesalahan mereka. Andaikata Nabi Muhammad SAW. bersikap kasar dan tidak memaafkan mereka, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari beliau dan membenci ajaran agama Islam.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW senantiasa mengadakan musyawarah dengan pengikutnya dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi termasuk dalam masalah peperangan. Oleh karena itu, kaum muslimin selalu taat dan patuh terhadap keputusan yang diambil karena mereka merasa bahwa keputusan itu adalah kesepakatan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka memiliki semangat yang tinggi dan tekad yang bulat dalam memperjuangkan agama Allah tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi sambil senantiasa bertawakkal dan memohon pertolongan Allah. Sikap seperti inilah yang diperintah oleh Allah SWT. serta akan diberi pahala besar.

Kata musyawarah berasal dari kata syawara  yang artinya mengeluarkan
madu dari sarang lebah. Arti ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat diambil/ dikeluarkan dari yang lain (termasuk pendapat). Kata musyawarah pada dasarnya hanya dipakai untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan arti dasar kata tersebut.

Dalam ayat ini, diungkapkan tiga sifat dan sikap secara berurutan disebut dan diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk beliau laksanakan sebelum mengadakan musyawarah. Penyebutan ketiga hal itu walaupun dari segi konteks turunnya ayat mempunyai arti tersendiri yang berkaitan dengan perang Uhud, tetapi dari segi pelaksanaan dan esensi musyawarah, ia perlu menghiasi diri Rasulullah SAW. dan setiap orang yang mengadakan musyawarah. 

Setelah itu, disebutkan satu sikap yang harus diambil setelah adanya hasil musyawarah yaitu kebulatan tekad.

Pertama, yaitu berlaku lemah lembut, tidak berhati keras, dan tidak kasar. Seorang yang melakukan musyawarah, apalagi yang berada dalam posisi pemimpin, yang pertama ia harus hindari ialah tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala dan otoriter, karena jika tidak, maka mitra musyawarah akan bertebaran pergi.

 
Kedua, yaitu memberi maaf dan membuka lembaran baru dalam bahasa ayat diatas fa‟fu „anhum  


 

secara harfiah berarti “menghapus”, memaafkan. Yaitu menghapus bekas luka hati akibat perlakuan orang lain yang dinilai tidak wajar, ini perlu karena tiada musyawarah tanpa orang lain, sedangkan kecerahan pikiran hanya hadir bersamaan dengan sirnanya kekeruhan hati orang-orang yang bermusyawarah.

Di lain pihak bermusyawarah harus menyiapkan mentalnya untuk selalu bersedia memberi maaf, karena boleh jadi ketika melaksanakan musyawarah terjadi perbedaan pendapat atau terlontar dari orang lain kalimat atau pendapat yang menyinggung dan bila sampai ke hati akan mengeruhkan pikiran, bahkan boleh jadi mengubah musyawarah menjadi pertengkaran dan permusuhan.
Dengan demikian untuk mendapat yang terbaik dari hasil musyawarah,hubungan dengan sesama pun harus harmonis.

Ketiga, yang harus mengiringi musyawarah adalah permohonan ampunan kepada Allah. Pesan terahir ayat ini dalam konteks musyawarah adalah apabila telah bulat tekad, laksanakanlah dan berserah dirilah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.

 

2. Anjuran Bermusyawarah. QS Asy-Syura (42):38


 

 
a. Arti Kosa Kata


 

b. Terjemah
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. QS Asy-Syura (42):38

c. Penjelasan
Ayat ini menunjukkan karakter pribadi mukmin yang menaati Allah SWT.
Mereka melaksankaan perintah salat dengan sebaik-baiknya. Pun saat mereka akan melakukan sesuatu yang terkait dengan orang banyak, mereka tidak bertindak sendiri dan tergesa-gesa. Mereka berkumpul untuk menampung ide dan pendapat lalu dimusyawarahkan bersama. Dan ketika sudah jelas manfaatnya, mereka konsisten melaksanakan hasil musyawarah.

Jadi jelas betapa umat beriman sangat menghargai pendapat orang lain.
Mencari titik temu memperoleh maslahat terbaik melalui musyawarah. Pakar tafsir Muhammad Rasyid Rida menyatakan bahwa Allah telah menganugerahkan kepada kita kemerdekaan penuh dan kebebasan yang sempurna dalam urusan dunia dan kepentingan masyarakat, dengan jalan memberi petunjuk untuk melakukan musyawarah, yakni yang dilakukan oleh orang-orang cakap dan terpandang yang kita percayai, guna menetapkan pada setiap periode hal-hal yang bermanfaat dan membangun masyarakat.

3. Memilih Pemimpin. HR. Muslim

 


 

a. Arti Kosa Kata


 

 

b. Arti Hadis
Auf bin Malik alaAsyja‟i berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian, kalian mendo'akan mereka dan mereka mendo‟akan kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian, kalian mengutuk mereka dan mereka pun mengutuk kalian” Mereka berkata, “Kemudian kami bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kami memerangi mereka ketika itu?” beliau menjawab: “Tidak, selagi mereka mendirikan salat bersama kalian, tidak selagi mereka masih mendirikan salat bersama kalian. Dan barangsiapa dipimpin oleh seorang pemimpin, kemudian dia melihat pemimpinnya bermaksiat kepada Allah, hendaknya ia membenci dari perbuatannya dan janganlah ia melepas dari ketaatan kepadanya (HR. Muslim)

c. Penjelasan
Hadis ini menunjukkan kriteria pemimpin umat. Pemimpin ideal adalah mereka yang dicintai masyarakat dan mereka juga peduli dan mencintai umat yang dipimpin. Pemimpin seperti ini menjadikan kepemimpinan sebagai amanah dan tanggungjawab. Dia menjadi pelayan bagi umat yang dipimpinnya (sayyid al-qaum Khaadimuhum).
Demikian pula sebagai masyarakat yang dipimpin, kita wajib mengikuti pimpinan. Apabila sang pemimpin berbuat keburukan, hendaknya mengingatkannya.


4. Memilih Pemimpin yang Amanah. HR. Bukhari


 

 
a. Arti Kasa Kata


 

b. Arti Hadis
Dari Abu Hurairah r.a. ketika Nabi Muhammad SAW. berada dalam suatu majelis mendiskusikan tentang suatu kaum, tiba-tiba datang seorang Arab Badui, lalu bertanya,"Kapan hari kiamat tiba?". Namun Nabi Muhammad SAW tetap melanjutkan pembicaraan. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata, "Beliau mendengar perkataannya, tetapi tidak menyukai apa yang dikatakannya itu," dan ada pula sebagian yang lain mengatakan, "Bahwa Beliau tidak mendengar perkataannya". Hingga Nabi Muhammad SAW. menyelesaikan pembicaraan dan seraya bersabda, "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata, Saya wahai Rasulullah". Maka Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Apabila sudah hilang amanah, maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya, "Bagaimana hilangnya amanah itu?" Nabi Muhammad SAW. menjawab, "Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat."
(HR. Bukhari)

c. Penjelasan
Hadis ini menunjukkan bahwa suatu saat akan terjadi keadaaan dimana
amanah tidak dihiraukan lagi. Mengkhianati amanah menjadi hal yang biasa. Semakin sedikit orang yang berlaku amanah. Maka mulai rusaklah sendi-sendi kehidupan dibumi. Budaya saling mempercayai, menghormati, menghargai dan lain sebagainya memudar dan semakin menghilang.

Keadaan ini membuat amanah kehilangan maknanya. Amanah menjadi barang mainan. Amanah dipegang oleh orang-orang yang tidak kompeten dan tidak punya otoritas. Misalnya pemilihan pemimpin tidak berdasarkan kompetensi, tetapi karena alasan keduniaan. Profesi ulama dipermainkan, siapapun tiba-tiba bisa menjadi alimdan mengeluarkan nasihat atau fatwa. Bahkan masyarakat umum cenderung mengikuti publik figur yang tidak berkompeten dari pada orang berilmu yang ahli di
bidangnya.
Jika hal-hal demikian sudah terjadi, Rasulullah menegaskan akan segera
terjadi kiamat.

Rangkuman

1. Musyawarah secara bahasa berati mengeluarkan madu dari sarang lebah, maka menyelenggarakan musyawarah harus dengan tujuan yang baik;
2. Musyawarah dilakukan bukan untuk saling menyalahkan dan mengalahkan, atau menunjukkan kehebatan diri, tetapi bersama-sama mencari solusi yang tepat;
3. Musyawarah diselenggarakan tidak harus melibatkan orang banyak, tetapi bisa dilakukan dengan satu orang lawan bicara, seperti yang sering dilakukan oleh nabi dengan para sahabatnya;
4. Di dalam bermusyawarah harus mengedepankan sikap yang baik, lemah lembut, memaafkan kesalahan, dan saling mendoakan;
5. Salah satu karakter pemimpin yang disenangi masyarakatnya adalah yang memberi ruang untuk berpendapat dan mendengar masukan dari warganya;
6. Hak berbicara dan hak berpendapat di depan pemimpin.

Tautan / Link
Untuk memperdalam materi musyawarah silakan pindai link tautan berikut dan memungkinkan tautan yang lain dengan bimbingan guru mata pelajaran:


 

 


Aktifitas Peserta Didik
Praktik Musyawarah:
Misalnya kelas kalian akan melakukan studi wisata dan program aplikasi pembelajaran. Banyak alternatif tujuan sesuai dengan program tersebut. Tugas kalian adalah musyawarahkan teknis pelaksanaan program ini dengan menggunakan norma-norma musyawarah

 
1. Musyawarah dipimpin oleh seseorang yang kalian sepakati bersama,

2. Pemimpin musyawarah dibantu seorang sekretaris yang mencatat jalannya musyawarah

 
3. Musyawarah memutuskan:
- Kepanitiaan
- Lembaga-lembaga tujuan studi aplikasi pembelajaran
- Lokasi wisata
- Tempat menginap
- Rincian kegiatan, dan sebagainya.

Uji Kompetensi

Tulis ulang ayat berikut dengan syakal yang lengkap kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !



 

 
Hafalkan hadis berikut kemudian tulislah poin-poin dari hadis tersebut!